Page 462 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 9 OKTOBER 2020
P. 462
Ketentuan jam lembur itu lebih lama dibandingkan dalam UU Nomor 13 Tahun 2003, yang
menyebut kerja lembur dalam satu hari maksimal 3 jam dan 14 jam dalam satu minggu.
3. Kontrak seumur hidup dan rentan PHK Dalam UU Cipta Kerja, salah satu poin Pasal 61
mengatur perjanjian kerja berakhir pada saat pekerjaan selesai.
Sementara, Pasal 61A menambahkan ketentuan kewajiban bagi pengusaha untuk memberikan
kompensasi kepada pekerja yang hubungan kerjanya berakhir.
Dengan aturan ini, UU Cipta Kerja dinilai merugikan pekerja karena ketimpangan relasi kuasa
dalam pembuatan kesepakatan.
Sebab, jangka waktu kontrak akan berada di tangan pengusaha yang berpotensi membuat status
kontrak pekerja menjadi abadi.
Bahkan, pengusaha dinilai bisa mem-PHK pekerja sewaktu-waktu.
4. Pemotongan waktu istirahat Pada Pasal 79 Ayat 2 poin b dikatakan waktu istirahat mingguan
adalah satu hari untuk enam hari kerja dalam satu minggu.
Selain itu, dalam Ayat 5, UU ini juga menghapus cuti panjang dua bulan per enam tahun. Cuti
panjang disebut akan diatur dalam perjanjian kerja, peraturan perusahaan, atau perjanjian kerja
bersama.
Hal tersebut jauh berbeda dari UU Ketenagakerjaan sebelumnya yang menjelaskan secara detail
soal cuti atau istirahat panjang bagi pekerja yang telah bekerja selama enam tahun di
perusahaan yang sama.
5. Mempermudah perekrutan TKA Pasal 42 tentang kemudahan izin bagi tenaga kerja asing
(TKA) merupakan salah satu pasal yang paling ditentang serikat pekerja.
Pasal tersebut akan mengamandemen Pasal 42 UU Ketenagakerjaan Tahun 2003 yang
mewajibkan TKA mendapat izin tertulis dari menteri atau pejabat yang ditunjuk.
Jika mengacu pada Perpres Nomor 20 Tahun 2018, diatur TKA harus mengantongi beberapa
perizinan seperti Rencana Penggunaan Tenaga Kerja Asing (RPTKA), Visa Tinggal Terbatas
(VITAS), dan Izin Menggunakan Tenaga Kerja Asing (IMTA).
Pengesahan UU Omnibus Law akan mempermudah perizinan TKA, karena perusahaan yang
menjadi sponsor TKA hanya perlu membutuhkan RPTKA saja.
461