Page 465 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 9 OKTOBER 2020
P. 465
Judul UU Cipta Kerja dan Kehendak Rakyat
Nama Media kumparan.com
Newstrend Omnibus Law
Halaman/URL https://kumparan.com/alipdian90/uu-cipta-kerja-dan-kehendak-rakyat-
1uLlh9Hsygo
Jurnalis redaksi
Tanggal 2020-10-08 11:11:00
Ukuran 0
Warna Warna
AD Value Rp 17.500.000
News Value Rp 52.500.000
Kategori Dirjen PHI & Jamsos
Layanan Korporasi
Sentimen Negatif
Ringkasan
Awalnya adalah kehendak untuk menggerek pertumbuhan ekonomi nasional yang mentok dan
mandek . Pertumbuhan ekonomi selama pemerintahan Presiden Jokowi begitu lamban dan
macet. Selalu dikisaran 5 %. Target agar pertumbuhan ekonomi bisa mencapai 7%, jauh
panggang dari api. Tapi, seperti yang dikatakan oleh Beliau, "jangan pula kita kufur nikmat".
UU CIPTA KERJA DAN KEHENDAK RAKYAT
Awalnya adalah kehendak untuk menggerek pertumbuhan ekonomi nasional yang mentok dan
mandek . Pertumbuhan ekonomi selama pemerintahan Presiden Jokowi begitu lamban dan
macet. Selalu dikisaran 5 %. Target agar pertumbuhan ekonomi bisa mencapai 7%, jauh
panggang dari api. Tapi, seperti yang dikatakan oleh Beliau, "jangan pula kita kufur nikmat".
Jadi, mau segagal apapun performa ekonomi kita, mau mandek bagaimanapun pertumbuhan
ekonomi kita, salah satu kata kunci yang perlu kita miliki, sebagaimana ajaran Presiden tadi
adalah, "jangan kufur nikmat". Entah, apa pula yang melatari kalimat tersebut. Apakah
mungkin, itu bentuk dari optimisme yang berlebih, namun dihempas oleh realitas politik,
ekonomi, dan geopolitik global yang rumit dan kompleks, sehingga berujung pada kegalauan
dikarenakan target yang membumbung tinggi tadi, justru sulit untuk digapai. Bahkan, pada
tahun 2015 yang lalu, pertumbuhan kita pernah di angka 4,79 persen pada 2015. Pertumbuhan
ekonomi tertinggi terjadi tahun lalu, sebesar 5,17 persen.
Atau, mungkin pula kalimat ' kufur nikmat' tadi, merupakan bentuk kepasrahan total Presiden
terhadap kondisi ekonomi kita hari ini. Dari pada mengutuki kegelapan, lebih baik menyalakan
lilin yang benderang? Di tengah realitas pandemi yang meniupkan aroma ketidakpastian yang
menjalar, rupanya kalimat " kufur nikmat" tadi itu memiliki sebuah tafsiran lain yang
mengejutkan; beliau tentu kecewa dengan performa ekonomi kita, entah bagian mana dari
kementerian bidang perekonomian, pada kabinet Presiden jokowi yang salah, namun,
kekecewaan tersebut rupanya tidak mampu pula membumi hanguskan optimismenya untuk
memperbaiki pencapaian ekonominya yang mogok.
464