Page 47 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 9 OKTOBER 2020
P. 47
Judul Sistem Perburuhan Baru Sangat Merugikan Tenaga Kerja
Nama Media Indopos
Newstrend Omnibus Law
Halaman/URL Pg2
Jurnalis nas
Tanggal 2020-10-09 05:34:00
Ukuran 89x254mmk
Warna Hitam/Putih
AD Value Rp 44.856.000
News Value Rp 224.280.000
Kategori Dirjen PHI & Jamsos
Layanan Korporasi
Sentimen Negatif
Narasumber
Ringkasan
PRESIDEN KSPI Said Iqbal menolak 12 masalah ketenagakerjaan dalam UU Omnibus Law atau
Cipta Kerja (Ciptaker) merugikan buruh adalah hoaks. Setelah sebelumnya memaparkan enam
masalah ketenegakerjaan dalam UU Ciptaker, simak penjelasan Said dengan INDOPOS enam
masalah ketenagkaerjaan lain merugikan buruh.
Apakah benar UU Ciptaker menyebutkan perusahaan bisa memPHK kapanpun secara sepihak.
Coba anda terangkan?
SISTEM PERBURUHAN BARU SANGAT MERUGIKAN TENAGA KERJA
PRESIDEN KSPI Said Iqbal menolak 12 masalah ketenagakerjaan dalam UU Omnibus Law atau
Cipta Kerja (Ciptaker) merugikan buruh adalah hoaks. Setelah sebelumnya memaparkan enam
masalah ketenegakerjaan dalam UU Ciptaker, simak penjelasan Said dengan INDOPOS enam
masalah ketenagkaerjaan lain merugikan buruh.
Apakah benar UU Ciptaker menyebutkan perusahaan bisa memPHK kapanpun secara sepihak.
Coba anda terangkan?
Faktanya demikian. Perusahaan melakukan PHK secara sepihak, dalam Omnibus Law tidak lagi
dikatergorikan batal demi hukum dan upah selama proses perselisihan PHK tidak dibayar. Apa
acuannya? Karena, UU Omnibus Law menghapus pasal 155 UU 13 Tahun 2003 yang bunyinya:
Pemutusan hubungan kerja tanpa penetapan sebagaimana dimaksud Pasal 151 ayat (3) batal
demi hukum. Selama putusan lembaga penyelesaian perselisihan hubungan industrial belum
ditetapkan, baik pengusaha maupun pekerja/buruh harus tetap melaksanakan segala
kewajibannya. Pengusaha dapat melakukan penyimpangan terhadap ketentuan sebagaimana
dimaksud dalam ayat (2) berupa tindakan skorsing kepada pekerja/ buruh yang sedang dalam
proses pemutusan hubungan kerja dengan tetap wajib membayar upah beserta hak-hak lainnya
yang biasa diterima pekerja/buruh.
46