Page 90 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 9 OKTOBER 2020
P. 90

Dengan diberlakukannya UU Ciptaker, Bahlil optimistis realisasi penanaman modal pada 2020
              mencapai  Rp  817  triliun  sesuai  target.  Angka  Rp  817  triliun  merupakan  hasil  revisi  setelah
              pandemi Covid merebak. Semula, BKPM membidik realisasi penanaman modal tahun ini sebesar
              Rp 886 triliun.

              "Taret Rp 817 triliun insya Allah akan tercapai karena realisasi semester pertama sudah 49%.
              Insya Allah kuartal ketiga sesuai target," tutur dia.

              Bahlil Lahadalia menegaskan, hadirnya UU Ciptaker merupakan jawaban bagi para pengusaha
              yang selama ini mengeluhkan perizinan di Indonesia, termasuk memotong potensi korupsi.

              "Karena ada ego sektoral, aturan tumpang tindih, tanah yang mahal. Solusinya adalah UU Cipta
              Kerja," tandas dia.

              Perihal 35 fund manager global yang mengkritik pengesahan UU Ciptaker dengan alasan UU
              tersebut tidak ramah lingkungan, Bahlil menegaskan bahwa mereka tidak tercatat berinvestasi
              di Indonesia.

              "Setelah kami mengecek, 35 perusahaan itu tidak terdaftar di BKPM sebagai perusahaan yang
              menginvestasikan dananya di Indonesia atau foreign direct investment (FDI). Tidak ada," tegas
              ia.

              Pengecekan pun, kata Kepala BKPM, dilanjutkan hingga ke Bursa Efek Indonesia (BEI). 'Tapi
              nama-nama  mereka  juga  tidak  ditemukan.  Artinya,  harus  juga  dilihat  bahwa  ada  beberapa
              negara yang tidak ingin Indonesia menjadi lebih baik," tutur dia.

              Klaster UMKM

              Di pihak lain, Menkop UKM, Teten Masduki menjelaskan, rancangan peraturan pemerintah (RPP)
              klaster UMKM diter-gatken selesai pada November 2020.

              Pemerintah,  menurut  Teten,  akan  melibatkan  seluruh  pemangku  kepentingan  untuk  ikut
              menyusun RPP tersebut, mulai pelaku UMKM, pengamat, inkubator bisnis, baik kampus maupun
              swasta, serta asosiasi koperasi dan UMKM.

              "Kami harapkan seluruh pemangku kepentingan berkontribusi terhadap RPP sebagai pelaksana
              UU Cipta Kerja," kata Teten dalam konferensi pers virtual di Jakarta, Rabu (8/10).
              Menkop mengemukakan, sebagai juklak-juknis UU Ciptaker, terdapat 10 substansi yang akan
              didelegasikan untuk disususn lebih teknis dalam RPP. Substansi itu meliputi kegiatan usaha dan
              koperasi, kegiatan koperasi berdasarkan prinsip syariah, kriteria UMKM, persyaratan dan tata
              cara perizinan berusaha, basis data tunggal, serta pengelolaan terpadu UKM.

              Lainnya  yaitu  perizinan  tunggal,  kemudahan  serta  penyederhanaan  proses  pendaftaran  dan
              pembiayaan hak kekayaan intelektual, kemudahan impor bahan aku dan bahan penolong industri
              yang tidak bisa dipenuhi dari dalam negeri, penyediaan tempat promosi dan pengembangan
              UMKM pada infrastruktur, serta besaran alokasinya "Rencananya memang hanya ada satu PP
              yang mengatur keseluruhan. Selama ini, dalam penyusunan klaster UMKM dan koperasi, kami
              melibatkan banyak pihak," tutur dia.

              Teten optimistis UU Ciptaker bisa dijadikan landasan hukum untuk pengarusutamaan UMKM dan
              koperasi  dalam  pembangunan  ekonomi  nasional.  "Regulasinya  akan  mengatur  pendekatan
              market, soal pembiayaan, supply chain dipermudah," ucap dia.

              Menkop  UKM  mengungkapkan,  dalam  RIT  klaster  UMKM  juga  akan  diatur  insentif  bagi
              pengusaha yang bermitra dengan UMKM. Berkaca dari pengalaman yang ada, kemitraan UMKM
              dengan usaha besar sangat positif karena memberikan peluang kepada UMKM untuk naik kelas.
                                                           89
   85   86   87   88   89   90   91   92   93   94   95