Page 149 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 21 JULI 2021
P. 149

ANGGOTA DPR KECAM PERUSAHAAN UBAH STATUS PEKERJA JADI KONTRAK SAAT
              PANDEMI
              Serikat buruh menyampaikan banyak perusahaan yang mengubah status para pekerja menjadi
              kontrak sehingga buruh terpaksa bekerja meski terkonfirmasi positif COVID-19 karena khawatir
              gaji  dipotong.  Anggota  DPR  mengecam  perusahaan-perusahaan  yang  mengubah  status
              pegawainya di tengah masa sulit ini.

              "Pemerintah sudah banyak membuat kebijakan yang meringankan pengusaha antara lain insentif
              pajak, jadi menurut saya pekerja/buruh tidak boleh dijadikan alasan kesulitan di saat kondisi
              pandemi ini dengan mengubah status mereka. Karena para pekerja juga merasakan dampak
              yang lain juga saat ini," ujar Anggota Komisi IX DPR RI Fraksi Partai Gerindra, Putih Sari, ketika
              dihubungi detikcom, Senin (19/7/2021).

              Sementara  itu,  anggota Komisi  IX  DPR  RI  Fraksi  PAN  Saleh  P  Daulay  meminta  Kementerian
              Ketenagakerjaan mengawasi perubahan status buruh. Perubahan status tersebut, jelas Saleh,
              tidak dibenarkan.

              "Perubahan itu kan dimaksudkan untuk penghematan. Secara tidak langsung, perusahaan dapat
              memperkecil pengeluaran karena hanya membayar gaji sesuai dengan jam kerja buruh," tutur
              Saleh kepada detikcom.

              "Dalam kasus seperti ini, sebaiknya pihak serikat pekerja dapat melaporkan kepada kemenaker.
              Kemenaker  harus  mampu  menjembatani  pekerja  dan  pengusaha.  Tidak  dibenarkan  jika  ada
              pihak yang mengeksploitasi pihak lain," lanjutnya.
              Perubahan  status  ini,  terang  Saleh,  membuat  para  pekerja  memaksakan  bekerja.  Pasalnya,
              dengan perubahan status itu, pekerja akan dibayar harian. Sehingga, pekerja yang sakitpun
              terpaksa bekerja agar tidak dipotong gajinya.

              "Satu-satunya  harapan  yang  bisa  menyelesaikan  ini  adalah  pemerintah.  Kemenaker  harus
              menjemput bola. Harus aktif melakukan koordinasi dengan serikat pekerja. Jika ada hal-hal yang
              dinilai merugikan pekerja, harus segera diadvokasi," pungkas Saleh.

              Buruh Terpaksa Bekerja Meski COVID

              Ketua Federasi Serikat Buruh Persatuan Indonesia (FSBPI) Dian Septi Trisnanti mengatakan saat
              ini banyak perusahaan yang mengubah status buruhnya menjadi pekerja kontrak atau borongan.
              Dengan perubahan status itu membuat pemberian upah buruh sesuai dengan absensi harian
              kerjanya.

              Maka bila tidak masuk kerja mereka khawatir tidak dapat upah. Dari situ lah para buruh memaksa
              diri untuk tetap bekerja meskipun positif COVID-19.
              "Pekerja kontrak dan borongan akan terpaksa tetap bekerja, meski sakit, karena takut kehilangan
              upah. Klaster pabrik sangat agresif, buruh TGSL (tekstil, garmen, sepatu, dan kulit), dalam dua
              minggu saja di Cakung, Tangerang, Subang, dan Solo ribuan anggota kita terpapar," ungkap
              Dian dalam konferensi pers virtual, Senin (19/7/2021).












                                                           148
   144   145   146   147   148   149   150   151   152   153   154