Page 179 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 6 JULI 2021
P. 179

ATASI KESENJANGAN PENDIDIKAN DENGAN DUNIA KERJA, POLTEKNAKER
              DIMINTA LAKUKAN "LINK AND MATCH"
              Pelaksana  Tugas  (Plt)  Kepala  Pusat  Pengembangan  Sumber  Daya  Manusia  (SDM)
              Ketenagakerjaan,  Kementerian  Ketenagakerjaan  (Kemenaker)  Helmiati  Basri  mengatakan,
              diperlukan link and match antara dunia pendidikan dengan kebutuhan dunia kerja, usaha serta
              industri.

              Sebab, langkah tersebut sangat penting agar lulusan lembaga pendidikan dapat terserap dengan
              baik di dunia kerja.

              Oleh karenanya, ia meminta Politeknik Ketenagakerjaan (Polteknaker) terus melakukan upaya
              agar ada link and match dengan kebutuhan dunia usaha dan industri.


              "Selain  itu,  Polteknaker  harus  melakukan  upaya-upaya  untuk  mengatasi  masalah  under
              qualification yakni, lulusan perguruan tinggi yang masih berada di bawah standar kompetensi,"
              ujarnya, dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Jumat (25/6/2021).

              Pernyataan tersebut ia sampaikan saat membuka rapat koordinasi (rakoor) Polteknaker dengan
              tema "Jejaring Ketenagakerjaan Industri 2021" di Gammara Hotel Makassar, Senin (21/6/2021).

              Selain Makassar, kegiatan itu juga berlangsung di Surabaya dan Semarang. Adapun persoalan
              yang  dibahas  adalah  tentang  penyebab  kesenjangan  dunia  pendidikan  dengan  dunia  kerja,
              usaha serta industri.
              Menurut Helmiati, institusi pendidikan tinggi harus mendukung program penyiapan kualitas SDM
              yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat, dunia kerja, usaha maupun industri.

              Dalam kesiapannya, kata dia, harus diproyeksikan sesuai kebutuhan dan kualifikasi, serta jumlah
              posisi pekerjaan pada dunia industri.

              "Saat  ini  terdapat  begitu  banyak  pengangguran  akibat  dari  peningkatan  jumlah  lulusan
              perguruan  tinggi  yang  tidak  sesuai  dengan  permintaan  pasar.  Ketidaksesuaian  ini  bisa  saja
              terjadi karena rendahnya lulusan yang kompeten," ujarnya.

              Pada  kesempatan  yang  sama,  Plt.  Direktur  Politeknik  Ketenagakerjaan  Elviandi  Rusdi
              mengatakan,  pendidikan  tinggi  vokasi  memiliki  tanggung  jawab  untuk  menghasilkan  lulusan
              berkualitas dan keterampilan profesional, baik hard skill maupun soft skill.

              "Untuk  itu,  Polteknaker  sebagai  pelaksana  pendidikan  vokasional  harus  mampu  memberi
              kontribusi melalui lulusan yang berkompeten, kritis dan solutif," imbuhnya.

              Dengan  ketiga  hal  tersebut,  Elviandi  meyakini,  para  lulusan  mampu  menghadapi  tantangan
              maupun peluang, sehingga bisa membawa Indonesia menjadi bangsa yang maju.

              Ia berharap, Polteknaker dapat meningkatkan jejaring kerja sama dengan industri yang relevan
              melalui tiga program studinya (prodi).

              Perlu diketahui, Polteknaker mempunyai tiga prodi yaitu, Diploma Empat (D4) Kesehatan dan
              Keselamatan Kerja (K3), D4 Relasi Industri dan D3 Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM).
              "Membangun jejaring antara perguruan tinggi dan dunia industri dibutuhkan untuk mendapatkan
              SDM yang dihasilkan agar relevan dengan kebutuhan industri," ucap Elviandi.

              Selain itu, setiap program studi harus mempresentasikan kurikulum masing-masing di depan
              praktisi  industri.  Tujuannya  agar  setiap  kurikulum  prodi  mendapatkan  saran  dan  masukan
              langsung.

                                                           178
   174   175   176   177   178   179   180   181   182   183   184