Page 180 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 6 JULI 2021
P. 180
Elviandi menilai, jejaring tersebut sangat penting untuk terus dibangun agar kurikulum
Polteknaker selalu up to date dengan perkembangan dunia Industri.
Terkait rakor, Elviandi menjelaskan, tujuan pelaksanaan kegiatan itu untuk membangun
sinergitas atau jejaring kemitraan antara Polteknaker dengan dunia industri, usaha, dan dunia
kerja.
"Untuk itu, Polteknaker mengundang berbagai praktisi industri dan pimpinan perusahaan.
Dengan menghadirkan pimpinan berbagai perusahaan di kota-kota besar, kami berharap akan
terjadi keselarasan dan sinergisitas dunia pendidikan dan industri," imbuh Elviandi.
Sebagai salah satu pemegang peranan penting dalam penyiapan tenaga kerja, Polteknaker
dituntut untuk selalu dapat mengikuti kebutuhan pasar yang terus berkembang.
Pasalnya, perguruan tinggi di Indonesia belum membentuk lulusan yang mempunyai dua
keterampilan, yaitu hard skill dan soft skill. Akibatnya, lulusan ini akan sulit bersaing di dunia
kerja dan industri.
Maka dari itu, dalam menyiapkan tenaga kerja yang berkompeten sesuai harapan dunia usaha
dan industri, Polteknaker harus dapat melaksanakan program-program kegiatan.
Adapun program kegiatan itu, pertama, program teaching factory. Kegiatan ini terdiri dari dua
prinsip utama, yaitu pembelajaran berbasis kompetensi dan produksi.
Pembelajaran berbasis kompetensi bertujuan untuk membantu peserta didik memperoleh
keterampilan dan pengetahuan. Dengan begitu, mereka mampu melakukan tugas sesuai dengan
standar yang telah ditentukan.
Sementara itu, pembelajaran berbasis produksi berarti siswa terlibat dalam proses produksi
sebagai bentuk konkrit teaching factory.
Program kegiatan Polteknaker kedua, menjalin kerja sama dengan industri.
Kerja sama industri tersebut berupa pengelolaan prakerin yang baik, magang ( on the job
training), pengelolaan kunjungan industri, rekruitmen tenaga kerja, penyelenggaraan kelas
industri.
Untuk kegiatan ketiga adalah melakukan penyuluhan dan pembinaan dari stakeholder terkait
dengan ketenagakerjaan.
Untuk diketahui, dunia usaha dan dunia industri berharap, lulusan memiliki kompetensi pada
keterampilan hard skill yang sesuai dengan bidangnya.
Hal tersebut termasuk keterampilan soft skill berupa kompetensi sikap, kerjasama dan motivasi
dalam dunia kerja.
Harapan itu pun menunjukan tiga masalah yang berkaitan dengan kesenjangan antara
perguruan tinggi dengan dunia usaha dan dunia industri.
Pertama, tantangan dunia usaha dan industri membutuhkan penyiapan tenaga kerja yang
kompeten dan dibutuhkan.
Kedua, terdapat celah antara kompetensi yang dibutuhkan dunia usaha dan dunia industri
dengan lulusan yang dihasilkan oleh perguruan tinggi.
179