Page 240 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 6 JULI 2021
P. 240
Menurut Anwar, dalam mencapai target SDGs tersebut, masing-masing negara anggota G20
dapat berkontribusi dengan cara melaksanakan komitmen-komitmen yang sudah disepakati
dalam deklarasi Menteri Ketenagakerjaan G20 terkait 3 isu prioritas presidensi Italia. Poin
pertama terkait penciptaan pekerjaan yang lebih baik ( decent ) dan setara bagi pekerja
perempuan.
Kedua, penyesuaian sistem perlindungan sosial yang adaptif dengan perubahan dunia kerja.
Kemudian ketiga, memastikan pekerjaan digital ( platform ) dan teleworking yang tetap
mengedepankan aspek kemanusiaan (humanis).
"Ketiga isu prioritas ketenagakerjaan G20 sangatlah penting karena mencerminkan kondisi
faktual ketenagakerjaan saat ini sekaligus menjawab tantangan kita ke depan," ujar Anwar dalam
forum internasional tersebut pada Rabu, 23 Juni 2021 waktu setempat.
Dalam mendukung isu prioritas ketenagakerjaan tersebut, setidaknya ada empat perhatian
pemerintah Indonesia. Pertama, Indonesia berkomitmen dalam upaya mengakselerasi partisipasi
angkatan kerja perempuan di sektor formal, membangun kompetensi dan produktivitas pekerja
muda perempuan, dan kesesuaian upah sesuai dengan nilainya.
Kedua, Indonesia juga berkomitmen untuk memperkuat pelaksanaan pelindungan sosial yang
memadai, inklusif, berkelanjutan, efektif, dan dapat diakses untuk semua. "Pelindungan sosial
ke depan harus mampu menyentuh kelompok yang rentan, termasuk bagi pekerja disabilitas,"
ucap Anwar.
Ketiga, terkait platform dan teleworking, Indonesia memiliki perhatian berkaitan dengan
arrangement atau regulasi bagi platform pekerja remote dan pekerja digital. Meskipun demikian,
penerapan regulasi ini perlu memperhatikan kesiapan dan kondisi masing-masing negara
anggota G20 bekerja sama dengan mitra sosial dan didukung oleh organisasi internasional
terkait.
Keempat, memastikan kondisi kerja yang aman dan sehat sebagai hak fundamental bagi pekerja
di semua sektor, dengan memanfaatkan sarana regulasi dan non-regulasi untuk melindungi
pekerja, memperkuat kolaborasi dan koordinasi di bidang keselamatan dan kesehatan kerja, dan
mendorong dialog sosial yang efektif.
Anwar meyakini bahwa kunci keberhasilan menghadapi tantangan ketenagakerjaan yang makin
kompleks ke depan adalah dengan kolaborasi antara pemerintah, industri, serikat pekerja/serikat
buruh, organisasi masyarakat sipil, akademisi, dan mitra pembangunan internasional yang setara
dan produktif.
"Tindakan ini perlu didukung dengan mengedepankan prinsip-prinsip pekerjaan yang layak,
termasuk memperkuat dialog sosial, dan tidak meninggalkan siapapun," ujarnya.
Pada kesempatan itu, Anwar menyampaikan apresiasi atas pelaksanaan G20 Employment
Working Group dan LEMM di bawah Presidensi Italia dan Presidensi sebelumnya, Arab Saudi.
Menurutnya, meskipun pandemi Covid-19 masih berlangsung, pertemuan ini menunjukkan
bahwa kita memiliki semangat dan komitmen yang sama untuk mempercepat pemulihan,
khususnya di sektor ketenagakerjaan.
Anwar juga berharap forum global ini tidak hanya menghasilkan komitmen yang telah
dirumuskan dalam sebuah deklarasi, tetapi juga harus dapat diimplementasikan secara konkret
di masa depan. "Saya juga berharap kesepakatan serta komitmen di antara negara G20 juga
dapat mengakomodasi kepentingan negara-negara Non-G20 dan global," tuturnya.[].
239