Page 221 - E-KLIPING KETENAGAKERJAAN 24 DESEMBER 2021
P. 221

ANGGOTA DPRD DKI NILAI REVISI UMP DARI ANIES KURANG TEPAT

              Jakarta - Anggota Komisi B DPRD DKI Jakarta dari Fraksi PDI Perjuangan Gilbert Simanjuntak
              menilai langkah Gubernur DKI Anies Baswedan dalam merevisi Upah Minimum Provinsi (UMP)
              DKI dari 0,85 persen menjadi 5,4 persen kurang tepat.

              Pasalnya, Gilbert menyatakan bahwa UMP tersebut sejatinya adalah kebijakan dari pemerintah
              pusat  yang  ditetapkan  Peraturan  Pemerintah  (PP)  yang  seharusnya  dilaksanakan  oleh  Anies
              sebagai gubernur.

              "UMP  kan  kebijakan  pusat  yang  tentunya  gubernur  adalah  pelaksana  sesuai  PP-nya,  tapi
              kemudian  gubernur  menaikkan,  seharusnya  konsultasi  dulu  kan  kita  negara  kesatuan  bukan
              negara federal," kata Gilbert di Jakarta yang dikutip pada Kamis.

              Menurut Gilbert, apa yang dilakukan Anies tidak tepat, karena akan kontra produktif dengan
              kebijakan pemerintah pusat.

              "Kalau begitu sekalian saja tidak usah ada ketentuan dari menteri jika demikian, lalu sekarang
              (ada yang) mengatakan gubernur lain musti mengikuti, ini apa urusannya memangnya gubernur
              DKI lebih tinggi dari lainnya," ucap dia.

              Lebih lanjut, Gilbert juga mengingatkan mengenai.

              "Nah kemudian sekarang ini kan Pergub, kedudukan hirarkinya kan masih di bawah, seharusnya
              jadi pelaksana dong. Nah kemudian kalau Apindo itu mau menuntut class action itu secara hukum
              benar. Karena harusnya gubernur konsultasi dulu ke kementerian dan kemudian kedudukannya
              tripartit,  pengusaha  tidak  diajak  lalu  pengusaha  dituntut  para  karyawan,  otomatis  akan  ada
              konflik horizontal," ujarnya.

              Menurut Gilbert, langkah yang dilakukan Anies ini tak lebih dari akrobat politik yang membuat
              langkah apapun yang dilakukan pemerintah pusat akan menjadi pisau bermata dua, di mana
              ketika sepakat naik jadi 5,1 persen yang akan dapat "kredit poin" adalah Anies, pun demikian
              jika tidak diizinkan naik 5,1 persen.

              "Ini  kan  sebenarnya  permainan  politik  yang  tidak  sehat,  harusnya  sebagai  negara  kesatuan
              gubernur itu mengikuti," ujarnya.

              Sebelumnya, Gubernur DKI Anies Baswedan merevisi penetapan UMP 2022 di Jakarta yang naik
              5,1 persen atau sebesar Rp225.667 menjadi Rp4.641.854 pada Sabtu (18/12).

              Angka itu merevisi Keputusan Gubernur (Kepgub) DKI Nomor 1395 tahun 2021 tentang UMP
              2022 pada 21 November 2021 dengan penyesuaian sebelumnya sebesar 0,8 persen atau sebesar
              Rp37.749 menjadi Rp4.493.724.

              Gubernur DKI Anies Baswedan beralasan revisi tersebut berdasarkan kajian Bank Indonesia yang
              memproyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2022 mencapai 4,7 persen sampai dengan
              5,5 persen.

              Kemudian inflasi diproyeksi akan terkendali sebesar 3 persen atau berada pada rentang 2 hingga
              4 persen.

              Begitu  juga  kajian  Institute  For  Development  of  Economics  and  Finance  (Indef)  yang
              memproyeksikan  pertumbuhan  ekonomi  Indonesia  pada  2022  sebesar  4,3  persen  menjadi
              pertimbangan.




                                                           220
   216   217   218   219   220   221   222   223   224   225   226