Page 258 - E-KLIPING KETENAGAKERJAAN 24 DESEMBER 2021
P. 258

Pengiriman pekerja migran Indonesia (PMI) ke negara Timur Tengah, termasuk Kerajaan Arab
              Saudi dihentikan usai keluar Keputusan Menteri Ketenagakerjaan RI Nomor 260 Tahun 2015.
              Kini, Arab Saudi meminta Indonesia mengirim lagi pekerjanya ke negara mereka. Apakah akan
              dikirim lagi pada 2022? Terkait hal itu, Sekretaris Jenderal Kementerian Ketenagakerjaan, Anwar
              Sanusi, tidak menjawab secara rinci. Dia mengatakan saat ini masih dilakukan upaya perbaikan
              dan evaluasi.

              Menurut dia, sejak 2015, upaya perbaikan pun dilakukan pemerintah Indonesia dengan membuat
              kerja  sama  bilateral  penempatan  PMI  ke Arab  Saudi  melalui  Sistem  Penempatan  Satu  Kanal
              (SPSK) dengan sistem IT terintegrasi. Hanya saja, belum diimplementasikan sampai sekarang.

              "Proses  integrasi  cukup  memakan  waktu  dan  adanya  pandemi  COVID-19  sehingga,  kedua
              pemerintah perlu melakukan perpanjangan masa berlaku Technical Arrangement SPSK Indonesia
              dan Arab Saudi," ujar Sekretaris Jenderal Kemnaker, Anwar Sanusi, kepada kumparan, Kamis
              (23/12).
              Terkait perpanjangan masa berlaku tersebut, Anwar mengungkapkan Menaker Ida Fauziyah dan
              Menteri Tenaga Kerja Arab Saudi sudah menyepakatinya dalam pertemuan bilateral di sela-sela
              pertemuan Abu Dhabi Dialogue.

              "Saat ini, Pemerintah Indonesia (Kemnaker, Kemlu dan BP2MI) tengah melakukan evaluasi dan
              menyusun posisi pemerintah Indonesia sebelum dilakukannya perpanjangan masa berlaku TA
              SPSK Indonesia dan Arab Saudi," jelas Anwar.

              Adapun  penempatan  PMI  ke  Arab  Saudi  melalui  SPSK  dibatasi  dari  segi  jumlah  dan  lokasi
              penempatannya.  Dalam  pilot  project  SPSK,  hubungan  kerja  PMI  adalah  dengan  Syarikah
              (perusahaan berbadan hukum) dan bukan dengan pengguna perseorangan.

              Selain itu, berbagai langkah perbaikan juga dilakukan oleh pemerintah Arab Saudi. Pertama,
              dibentuknya departemen baru (Protection and Support Department) yang bertanggung jawab
              khusus terhadap penanganan perlindungan pekerja migran sektor domestik.

              Lalu, perbaikan tata kelola penggunaan pekerja migran sektor domestik dengan dibangunnya
              sistem  IT  bernama  MUSANED.  Sistem  ini  yang  akan  diintegrasikan  dengan  SISNAKER  milik
              pemerintah Indonesia.

              "Proses  perekrutan,  penempatan  dan  perlindungan  pekerja  migran,  termasuk  pengaturan
              lembaga penempatan dan pengguna pekerja migran, berada di bawah kendali pemerintah Arab
              Saudi," tutur Anwar.

              Terakhir, adanya call center khusus yang menangani masalah ketenagakerjaan di Arab Saudi
              dengan 9 bahasa, termasuk Bahasa Indonesia.


















                                                           257
   253   254   255   256   257   258   259   260   261   262   263