Page 27 - E-KLIPING KETENAGAKERJAAN 24 DESEMBER 2021
P. 27

Pernyataan ini disampaikan anggota DPC FSPKEP Kaliwungu Susilo saat melakukan aksi long
              march  berdaster  dari  Alon-alon  Kendal  menuju  kantor  Gubernur  Jateng  di  Semarang,  Kamis
              (23/12).

              Aksi long march berdaster dilakukan Susilo bersama Ketua DPD FSPKEP Jateng Ahmad Zaenudin
              dengan rute star Alon-alon Kendal - Kaliwungu - Mangkang - Krapyak - Bunderan Kali Banteng -
              Karang Ayu - Jembatan Banjir Kanal - Pasar Bulu - Bunderan Tugu Muda - Simpang Lima - Jalan
              Pahlawan Kantor Gubernur Jateng di Semarang.

              Aksi jalan kaki menuju Semarang juga diikuti Korlap Sekjen FSPMI Pusat Aulia Hakim, Ketua DPC
              SPKEP Semarang Sugiyanto dan 4 buruh lainnya yang sama-sama mengendarai sepeda motor
              mengawal aksi long march.

              "Aksi menuju Kantor Gubernur Jateng kami lakukan untuk menuntut revisi SK Gubernur Jateng
              tentang UMK tahun 2022," kata Susilo.

              Dia menjelaskan, aksi jalan kaki dari Kendal ke kantor Gubernuran dengan mengenakan daster
              atau pakaian perempuan guna mengingatkan kepada Ganjar Pranowo sebagai seorang Gubernur
              laki-laki yang mempunyai semboyan Tuanku ya Rakyat, Gubernur Cuma mandat harus berani
              menegakkan dan patuh pada hukum sehingga berkenan menindaklanjuti serta mengabulkan
              permohonan kami sebagaimana dalam surat keberatan yang telah kami sampaikan.
              "Atau  setidaknya  mengembalikan  rekomendasi  kepada  Bupati/Wali  Kota  untuk  dilakukan
              rekomendasi ulang," tandasnya.

              Sementara itu, Ahmad Zaenudin mengatakan, tututan aksi long march berdaster dilakukan agar
              Gubenur Jateng merekomendasi kepada Bupati/Wali Kota untuk dilakukan rekomendasi ulang
              terkait  dengan  UU  Nomer  11  Tahun  2020  yang  bertentangan  dengan  UUD  1945  serta  tdk
              memiliki kekuatan HUKUM.

              Ia juga meminta kepada Gubernur Ganjar untuk menangguhkan segala tindakan atau kebijakan
              yang bersifat strategis dan berdampak luas, serta tidak dibenarkan pula menerbitkan peraturan
              pelaksana baru yang berkaitan dengan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta
              Kerja sebagaimana tercantum dalam putusan Nomor 91/PUU-XVIII/2020 yang dibacakan pada
              tanggal 25 November 2021.
              Zaenudin  juga  menyampaikan  bahwa,  melalui  Surat  Keputusan  (SK)  Gubernur  Jawa  Tengah
              Nomor 561/39 Tahun 2021 Tentang Upah Minimum Pada 35 Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa
              Tengah Tahun 2022 Tertanggal 30 November 2021, secara brutal hukum Ganjar Pranowo telah
              nekat  menetapkan  Upah  Minimum  Kabupaten/Kota  (UMK)  Tahun  2022  menggunakan  dasar
              Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 36 Tahun 2021 tentang Pengupahan yang notabene sebagai
              peraturan pelaksana dari Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja.

              "Keputusan Gubernur Jateng itu masuk ke dalam kategori tindakan yang dilarang oleh Putusan
              Mahkamah  Konstitusi  Nomor  91/PUUXVIII/2020.  Secara  a  contrario,  dapat dikatakan  apabila
              Gubernur  Jawa  tengah  tidak  mencabut  Surat  Keputusan  tersebut,  maka  Gubernur  dapat
              dianggap mengabaikan atau bahkan melanggar putusan Mahkamah Konstitusi yang sama artinya
              dengan melanggar konstitusi sebagai the supreme law of the land," sebutnya.

              Dengan  tegas  Zaenudin  mengatakan  bahwa  FSPKEP  Jateng  menyatakan  keberatan  dengan
              keputusan Gubernur Jateng dan menuntut untuk merevisi kembali.





                                                           26
   22   23   24   25   26   27   28   29   30   31   32