Page 21 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 13 NOVEMBER 2020
P. 21

negative - Adi Mahfudz Wuhadji (Wakil Ketua Dewan Pengupahan Nasional (Depe-nas) RI) RPP
              tersebut  sudah  dibahas  di  tingkat  tripartit  yakni  pemerintah,  pengusaha  dan  pekerja/buruh.
              Untuk hasilnya sedangdiolaholeh pemerintah.Kami belum bisa memberi informasi detail

              negative  -  Said  Iqbal  (Presiden  Konfederasi  Serikat  Pekerja  Indonesia)  KSPI  tidak  mau  ikut
              karena  kami  menolakUU  Nomor  11  /2020tentangCipta  Kerja,  sehingga  tidak  mungkin  ikut
              membahas peraturan turunannya

              positive - Ida Fauziyah (Menteri Ketenagakerjaan) Minggu lalu kami sudah memulai menyertakan
              SP/SB (kaum buruh), teman-teman Apindo Kadin untuk sama-sama membahas RPP. Ada 4 RPP
              yang kami siapkan, sekarang sedang dalam proses penyusunan RPR



              Ringkasan
              Konfederasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (KSPSI) Yoris Raweyai, salah satu serikat buruh
              yang  masuk  dalam  tim  pembahasan  Rancangan  Peraturan  Pemerintah  (RPP)  Pengupahan
              mengungkapkan, belum ada hasil final dari pembahasan aturan turunan Omnibus Law UU Cipta
              Kerja.  Sementara  itu,  kalangan  pengusaha  sebelumnya  menyatakan  sudah  memberikan
              masukan terkait RPP Pengupahan dan aturan turunan lain di pembahasan.

              Menteri Ketenagakerjaan Ida Fauziyah sempat mengatakan sudah memulai perundingan tripartit
              untuk penyusunan RPP. Targetnya, aturan turunan itu rampung dalam tiga bulan. Menurut Ida,
              Kemenaker diberi 3 bulan untuk menyelesaikan aturan turunan tersebut. Karena keterbatasan
              waktu,  pihaknya  berusaha  untuk  memaksimalkan  forum  dialog  agar  segera  menyelesaikan
              perumusan tersebut.


              ALOT, PEMBAHASAN RANCANGAN PP PENGUPAHAN

              Konfederasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (KSPSI) Yoris Raweyai, salah satu serikat buruh
              yang  masuk  dalam  tim  pembahasan  Rancangan  Peraturan  Pemerintah  (RPP)  Pengupahan
              mengungkapkan, belum ada hasil final dari pembahasan aturan turunan Omnibus Law UU Cipta
              Kerja.  Sementara  itu,  kalangan  pengusaha  sebelumnya  menyatakan  sudah  memberikan
              masukan terkait RPP Pengupahan dan aturan turunan lain di pembahasan.

              "Masih butuh difinalkan. Jadi belum final kemarin tentang pengupahan dan jaminan kehilangan
              pekerjaan  juga,"  ungkap  Ketua  Bidang  Hubungan  Luar  Negeri  KSPSI  Yoris  Raweyai,  Bibit
              Gunawan, di Jakarta, Kamis (12/11).

              Dari sisi RPP Pengupahan, Bibit mengatakan poin-poin yang belum final salah satunya terkait
              penentuan Upah Minimum Provinsi (UMP) untuk diterapkan di kabupaten/kota.

              "Ini masih belum ada kesesuaian pandangan dari pekerja," ujarnya.
              Selain itu, menurut dia, buruh juga masih mengajukan agar upah sektoral tetap diatur.


              Pasalnya, fakta di lapangan saat ini berbeda, di mana masih ada sektor unggulan yang tidak
              sama ketentuan upahnya dengan reguler yang mengikuti UMP.

              Sementara dari sisi RPP Jaminan Kehilangan Pekerjaan, menurutnya justru belum dibahas sama
              sekali. Kalangan buruh pun masih menunggu draf awal dari pemerintah selaki pengusul program
              ini. "Jadi masih tunggu draf awal dari pemerintah, baru kemudian kami akan berikan pandangan
              dan sikap," jelasnya.


                                                           20
   16   17   18   19   20   21   22   23   24   25   26