Page 23 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 13 NOVEMBER 2020
P. 23

pemerintah, pengusaha dan pekerja/buruh. Untuk hasilnya sedang diolah oleh pemerintah. Kami
              belum bisa memberi informasi detail," ujarnya.
              Hal senada juga disampaikan Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) Said Iqbal.
              Dia mengaku pihaknya tak ikut dalam perundingan (RPP) turunan dari klaster ketenagakerjaan
              UU Cipta Kerja dengan Kementerian Ketenagakerjaan dan unsur pengusaha.

              Pasalnya, sejak awal ia telah menyatakan sikapnya menolak UU Ciptaker yang sudah disahkan
              menjadi UU Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja ini. "KSPI tidak mau ikut karena kami
              menolak  UU  Nomor  11  /2020  tentang  Cipta  Kerja,  sehingga  tidak  mungkin  ikut  membahas
              peraturan turunannya," ujarnya di Jakarta, Rabu (11/11).

              Sebelumnya,  Kementerian  Ketenagakerjaanmenyatakan  tengah  menyusun  empat  rancangan
              peraturan pemerintah (RPP) turunan dari klaster ketenagakerjaan UU Cipta Kerja. Keempat RPP
              tersebut  adalah  RPP  tentang  Pengupahan,  RPP  tentang  Tenaga  Kerja  Asing,  RPP  tentang
              Penyelenggaraan Ketenagakerjaan, dan RPP tentang Jaminan Kehilangan Pekerjaan.
              Menteri Ketenagakerjaan Ida Fauziyah sempat mengatakan sudah memulai perundingan tripartit
              untuk penyusunan RPP. Targetnya, aturan turunan itu rampung dalam tiga bulan.

              "Minggu lalu kami sudah memulai menyertakan SP/SB (kaum buruh), teman-teman Apindo Kadin
              untuk sama-sama membahas RPP. Ada 4 RPP yang kami siapkan, sekarang sedang dalam proses
              penyusunan RPR" ujarnya.

              Menurut Ida, Kemenaker diberi 3 bulan untuk menyelesaikan aturan turunan tersebut. Karena
              keterbatasan  waktu,  pihaknya  berusaha  untuk  memaksimalkan  forum  dialog  agar  segera
              menyelesaikan perumusan tersebut.

              Menaker menjamin pemerintah terbuka dalam membahas beleid tersebut. Pihaknya juga terus
              membuka  pintu  dialog  dengan  berbagai  lapisan  masyarakat,  termasuk  unsur  serikat
              pekerja/serikat buruh maupun pengusaha dalam pembahasan yang dilakukan. O lari/mohar/lba






































                                                           22
   18   19   20   21   22   23   24   25   26   27   28