Page 35 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 13 NOVEMBER 2020
P. 35

keahlian,  melainkan  jatah  untuk  partai  pendukung.  Pola  ini  harus  segera  dihentikan  karena
              masalah ketenagakerjaan akan semakin rumit di masa selanjutnya.
              Sebenarnya kalau mau disederhanakan, sistem upah yang cocok untuk Indonesia bisa dibuat
              dengan dua model, yaitu upah minimum provinsi (UMP) dan upah hidup layak (UHL). Karena UM
              hanya untuk pekerja lajang dengan masa kerja di bawah satu tahun, UMP seharusnya hanya
              berlaku untuk badan usaha skala kecil dan mikro.

              Kenapa UMP bukan UM kabupaten/kota? Karena di setiap provinsi sudah ada Dewan Pengupahan
              Tripartit,  sementara  di  kabupaten  dan  kota  di  Indonesia  belum  semua  memiliki  Dewan
              Pengupahan  Tripartit.  Untuk  perusahaan  skala  menengah  dan  besar,  pengupahan  tidak  lagi
              dengan UM, tapi dengan UHL yang besarannya harus di atas UMP. Mekanisme penetapan UHL
              tidak  lagi  melalui  Dewan  Pengupahan  Tripartit,  tapi  melalui  perundingan  bipartit  di  setiap
              perusahaan.  Sehingga,  besaran  UHL  yang  diterima  pekerja  akan  sesuai  dengan  tingkat
              produktivitas perusahaan masing-masing.

              Upah  dasar  pekerja  hotel  bintang  lima  pasti  akan  lebih  tinggi  dengan  pekerja  hotel  bintang
              melati.  Perundingan  upah  model  ini  akan  lebih  adil  dan  menjamin  keharmonisan  hubungan
              industrial.

              Filosofi  dasar  UM  dibuat  sebagai  alat  negara  melindungi  pekerja  rentan  ([non-standard
              employment) agar terhindar dari eksploitasi. Negara tidak perlu hadir mengurusi upah minimum
              pekerja  profesional  di  kelompok  usaha  menengah  dan  besar.  Aturan  yang  mereka  perlukan
              bukan lagi UM, melainkan ada soal lainnya, seperti diskriminasi kerja, peningkatan produktivitas,
              kemudahan berbisnis, dan pajak.

              Sekarang  marilah  berbenah  serius  agar  kita  tidak  jatuh  dalam  adagium  lama,  gagal  karena
              perkembangan  kompleksitas  sering  mengalahkan  kita  akibat  kemampuan  beradaptasi  yang
              lamban.









































                                                           34
   30   31   32   33   34   35   36   37   38   39   40