Page 12 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 13 APRIL 2021
P. 12

Terkait jumlah besaran, bagi pekerja/buruh yang mempunyai masa kerja 12 bulan secara terus
              menerus atau lebih,  THR  diberikan dengan ketentuan sebesar sebulan upah.
              Sementara bagi pekerja/buruh yang telah mempunyai masa kerja sebulan secara terus-menerus,
              tetapi kurang dari 12 bulan,  THR  diberikan secara proporsional sesuai dengan perhitungan
              masa kerja dibagi 12 bulan kemudian dikali 1 bulan upah.

              Adapun  bagi  pekerja/buruh  yang  bekerja  berdasarkan  perjanjian  kerja  harian  yang  telah
              mempunyai masa kerja 12 bulan atau lebih, upah 1 bulan dihitung berdasarkan rata-rata upah
              yang diterima selama 12 bulan terakhir sebelum hari raya keagamaan.

              Kemudian, bagi pekerja/buruh yang telah mempunyai masa kerja kurang dari 12 bulan, upah 1
              bulan dihitung berdasarkan rata-rata upah yang diterima tiap bulan selama masa kerja.

              SE juga menjelaskan, perusahaan yang masih terdampak pandemi Covid-19 dan berakibat tidak
              mampu  memberikan    THR    Keagamaan  tahun  2021  sesuai  waktu  yang  ditentukan  dalam
              peraturan perundang-undangan, diharapkan gubernur dan bupati/wali kota agar memberikan
              solusi dengan mewajibkan pengusaha melakukan dialog dengan pekerja/buruh untuk mencapai
              kesepakatan yang dilaksanakan secara kekeluargaan dan dengan iktikad baik.

              "Kesepakatan tersebut dibuat secara tertulis dan memuat waktu pembayaran THR Keagamaan
              dengan  syarat  paling  lambat  dibayar  sampai  sebelum  Hari  Raya  Keagamaan  tahun  2021
              pekerja/buruh yang bersangkutan," kata Ida.

              Ida mengatakan, kesepakatan mengenai waktu pembayaran THR keagamaan tersebut harus
              dipastikan tidak sampai menghilangkan kewajiban pengusaha untuk membayar THR keagamaan
              tahun  2021  kepada  pekerja/buruh  dengan  besaran  sesuai  ketentuan  peraturan  perundang-
              undangan.

              "Perusahaan yang melakukan kesepakatan dengan pekerja atau buruh agar melaporkan hasil
              kesepakatan  kepada  dinas  yang  menyelenggarakan  urusan  pemerintahan  di  bidang
              Ketenagakerjaan setempat," katanya.

              Ida  juga  meminta  kepada  perusahaan  agar  dapat  membuktikan  ketidakmampuan  untuk
              membayar  THR  keagamaan  tahun  2021  sesuai  waktu  yang  ditentukan  berdasarkan  laporan
              keuangan internal perusahaan kurun waktu dua tahun terakhir secara transparan.

              SE  juga  mengimbau  gubernur  dan  bupati/wali  kota  turut  mengawal  agar  pembayaran  THR
              Lebaran tahun 2021 berjalan baik, dengan membentuk Pos Komando Pelaksanaan  Tunjangan
              Hari  Raya    Keagamaan  Tahun  2021  (Posko    THR    )  dengan  tetap  memperhatikan
              prosedur/protokol kesehatan pencegahan penularan Covid-19.

              "Kami juga meminta Gubernur dan Bupati/Wali kota agar melaporkan data pelaksanaan THR
              keagamaan  tahun  2021  di  perusahaan  dan  tindak  lanjut  yang  telah  dilakukan  kepada
              Kementerian Ketenagakerjaan," ucapnya.

              Dalam  rangka  mengantisipasi  timbulnya  keluhan  dalam  pelaksanaan  pembayaran  THR
              Keagamaan tahun 2021 dan pelaksanaan koordinasi yang efektif antara pemerintah pusat dan
              daerah,  Ida  meminta  gubernur  beserta  bupati/wali  kota  untuk  menegakkan  hukum  sesuai
              kewenangannya  terhadap  pelanggaran  pemberian  THR  Keagamaan  tahun  2021  dengan
              memperhatikan rekomendasi dari hasil pemeriksaan pengawas ketenagakerjaan.







                                                           11
   7   8   9   10   11   12   13   14   15   16   17