Page 17 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 13 APRIL 2021
P. 17

"Kalau  pemerintah  sudah  mau  main  sanksi terserah  pemerintah  lah  kami  mau  diapakan.  Ini
              ibarat  mau  amankan  ayam  atau  telurnya.  Kalau  ayamnya  terus  ditekan,  dampak  jangka
              panjangnya tentu ayamnya ada potensi mati," keluhnya.

              Menurut Anton, selama pandemi masih belum jelas kapan usainya, pengusaha perlu memikirkan
              strategi bertahan. Secara sektor, pariwisata dan sektor angkutan menurut Anton menjadi sektor
              yang  saat  ini  paling  tertekan.  "Kita  harus  mentally  prepared  untuk  rnarathon  bukan  sprint.
              Artinya harus betul-betul jaga napas supaya tidak kehabisan napas di tengah jalan. Apakah ini
              disadari pemerintah?" tegasnya.

              Anton  berpendapat  bahwa  kesepakatan  bipartit  atau  kesepakatan  dua  pihak  secara  khusus
              antara pemberi kerja dan penerima kerja masih menjadi solusi yang cukup adil. "Siapa yang
              paling tahu kondisi perusahaan jika bukan karyawan dan manajemen itu sendiri. Biarkan saja
              mereka berunding. Kecuali jika ada perusahaan yang moral haz-ard-nya jelek. Misalnya mampu
              tapi tidak mau membayar sesuai aturan. Nah, itu biar karyawannya yang bersikap," ujarnya.

              Terpisah,  Direktur  Eksekutif  INDEJF  Tauhid  Ahmad  menuturkan,  tak  seluruh  sektor
              memungkinkan untuk membayar THR lunas. Hal itu didasarkan pada kinerja beberapa sektor
              yang belum sepenuhnya pulih.

              "Yang  memungkinkan  misalnya  sektor  telekomunikasi,  sebagian  mamin,  jasa  kesehatan,
              sebagian di pendidikan juga saya rasa masih mampu. Industri dan di beberapa sektor lain belum
              pulih. Misalnya industri, angkutan, hotel dan restoran juga belum bisa," ujarnya pada Jawa Pos
              (JPG).

              Tauhid  menjelaskan,  THR  adalah  kewajiban.  Namun,  perlu  juga  dipikirkan  kondisi  jangka
              panjang yang akan dihadapi, jika perusahaan merasa kesulitan karena bisnisnya belum pulih,
              tentu harus ada win win solutions dari pelaku usaha dan karyawan.

              Win win solutions bukan berarti meniadakan THR, namun lebih kepada mekanisme pembayaran
              THR yang barangkali bisa dicicil. "Atau dibayarkan sampai pengusaha itu mampu. Paling tidak
              dalam beberapa waktu terdekat," katanya.

              Kebijakan itu semestinya bisa dipertimbangkan agar siistain-ability perusahaan juga bisa long
              term.  Sehingga,  negosiasi  sangat  mungkin  dilakukan  oleh  kedua  belah  pihak.  Namun,  dia
              menekankan bahwa perusahaan tetap wajib membayarkan THR pada seluruh karyawannya.

              Tauhid melanjutkan, perbaikan ekonomi bisa saja terjadi di momen Ramadan dan Idulfitri 2021.
              Meski dia memproyeksi tak akan banyak perubahan jika dibandingkan dengan momen Ramadan
              dan Idulfitri tahun lalu.

              "Karena kalau kita lihat daya beli juga masih tertekan. Itu tercermin dari inflasi 1,37 persen yoy
              di bulan Maret, itu masih rendah. Kalau sekitar 2 persen bisa, tapi kalau masih segitu ya belum
              pulih. Mungkin saja ada kenaikan daya beli, tapi ya tentu belum bisa menyamai kondisi normal,
              apalagi masih ada pandemi," urainya, (mia/agf/dee/das)
















                                                           16
   12   13   14   15   16   17   18   19   20   21   22