Page 116 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 20 FEBRUARI 2020
P. 116

Title          AKTIVIS KRITIK LIBUR BURUH HANYA 1 HARI DALAM RUU CIPTA KERJA
               Media Name     tempo.co
               Pub. Date      19 Februari 2020
                              https://bisnis.tempo.co/read/1309454/aktivis-kritik-libur-buruh-hanya- 1-hari-dalam-ruu-
               Page/URL
                              cipta-kerja
               Media Type     Pers Online
               Sentiment      Negative









               Jakarta - Pemerintah dalam omnibus law RUU Cipta Kerja pasal 77 mengatur durasi
               waktu kerja akan ditetapkan selama 8 jam perhari atau 40 jam dalam satu pekan.
               Aturan tentang durasi tersebut kemudian diikuti dengan pengaturan waktu istirahat
               sebagaimana dalam pasal 79 yang berbunyi istirahat mingguan 1 (satu) hari untuk 6
               (enam) hari kerja dalam 1 (satu) minggu.

               Sekretaris Jenderal Organisasi Serikat Pekerja Indonesia (OPSI) Timboel Siregar
               mengatakan aturan baru ini berpotensi membuat pekerja hanya mendapatkan 1 hari
               libur mengingat pasal 77 tersebut hanya mencantumkan waktu tanpa menyebutkan
               jumlah hari. Apalagi, hal itu diperkuat dengan adanya pasal 79 yang membuka
               ruang 6 hari kerja diberlakukan secara umum.

               "Pola 5 hari kerja merupakan sistem kerja yang sudah baik sehingga kalau dibuat ke
               6 hari kerja maka secara psikologis dan fisik pekerja menjadi lelah. Apalagi dengan
               jalan macet sehingga perjalanan memakan waktu panjang. Produktivitas justru
               turun karena kelelahan fisik dan psikologis," ujar Timboel, Selasa, 18 Februari 2020.

               Menurutnya, jika benar adanya rencana penambahan jam kerja, alih-alih bisa
               menambah produktivitas, hal itu justru berpotensi akan mengganggu kesehatan
               mental yang menyebabkan penurunan kinerja.

               Pernyataan Timboel itu kemudian dibenarkan oleh Sekjen Asian Federation of
               Psychiatric Associatios, Nova Riyanti Yusuf yang juga mantan anggota DPR 2014-
               2019. Nova menuturkan selama ini belum ada korelasi antara produktivitas dan jam
               kerja.

               Menurutnya, jam kerja yang mengakibatkan minimnya waktu istirahat membuat
               para pekerja dikhawatirkan mengalami kecemasan, depresi hingga burnout.

               "Kesehatan jiwa itu salah satunya dikarenakan masalah hours (jam kerja), makanya
               kenapa anak-anak muda sekarang lebih suka ke startup yang jam kerjanya lebih
               fleksible," ujar Nova.

               Belum lagi bagi pekerja yang tinggal di Jabodetabek akan cenderung lebih banyak
               menghabiskan waktu di jalan. Hal itu tentu saja akan menambah beban stres.




                                                      Page 115 of 185.
   111   112   113   114   115   116   117   118   119   120   121