Page 27 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 29 SEPTEMBER 2020
P. 27

RUU CIPTA KERJA SELANGKAH LAGI DISAHKAN

              Serikat buruh menyiapkan aksi mogok Kerja nasional.

              Efri Ritonga

              ucok_rtempo. co. id

              Jalan menuju pengesahan Rancangan Undang-Undang (RUU) Cipta Kerja kian mulus setelah
              Panitia Kerja (Panja) RUU Cipta Kerja menyelesaikan pembahasan daftar inventarisasi masalah,
              kemarin. Rapat Panitia Kerja itu dihadiri oleh Staf Ahli Kementerian Koordinator Perekonomian
              Elen Setiadi dan perwakilan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia, Nasaruddin.

              Ketua Badan Legislasi  Dewan Perwakilan Rakyat Supratman Andi Agtas mengatakan seluruh
              daftar  inventarisasi  selesai  dibahas  dalam  waktu  kurang  dari  lima  bulan  sejak  Panitia  Kerja
              dibentuk pada April lalu. "Sebanyak 55 kali bersidang di tingkat Panja," ujarnya dalam Rapat
              Panitia Kerja yang disiarkan secara daring.

              Setelah pembahasan tingkat II tersebut selesai, Supratman mengimbuh-kan, mulai hari ini RUU
              Cipta Kerja akan dibahas oleh Tim Perumus dan Tim Sinkronisasi yang dipimpin oleh Wakil Ketua
              Badan Legislasi Willy Aditya. Berikutnya, RUU akan dibawa lagi ke Panitia Kerja untuk diputuskan
              apakah disetujui atau tidak.

              "Nantinya (rapat Panja) akan dihadiri oleh para menteri. Apabila semua pihak setuju, draf RUU
              tersebut bisa dibawa ke rapat paripurna (untuk disahkan)," ucapnya.

              Terbukanya jalan menuju pengesahan sebenarnya sudah dimulai pada Ahad lalu, ketika Dewan
              dan pemerintah menyepakati kluster yang paling alot, yakni kluster ketenagaKerjaan. Menurut
              anggota Badan Legislasi DPR, Firman Soebagyo, pembahasan kluster ketenagaKerjaan rampung
              setelah melewati lobi-lobi ketat antara Dewan dan pemerintah, khususnya ihwal pesangon.

              Menurut  dia,  pemerintah  awalnya  ingin  besaran  pesangon  diturunkan  ke  posisi  30  kali  gaji.
              Rinciannya adalah 22 kali gaji dibebankan kepada perusahaan dan 8 kali gaji dibebankan kepada
              pemerintah melalui Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Tenaga Kerja.

              Namun pemerintah dan Dewan akhirnya sepakat mengembalikan aturan pemberian pesangon
              seperti semula, yaitu sebanyak 32 kali gaji, sesuai dengan tuntutan buruh. Adapun pembagian
              bebannya adalah 23 kali kepada pengusaha dan 8 kali kepada pemerintah.

              "Ini seperti undang-undang yang berlaku sekarang," kata politikus Partai Golkar ini.

              Selain  itu,  kata  Firman,  Dewan  dan  pemerintah  sepakat  mempertahankan  upah  minimum
              kabupaten/  kota'  dengan  sejumlah  syarat.  Di  antaranya  ialah  kenaikan  gaji  harus
              memperhitungkan tingkat inflasi di daerah tersebut. Dia mengklaim poin-poin yang disepakati
              itu telah mengakomodasi masukan dari serikat pekerja dan pengusaha.

              Supratman Andi Agtas sebelumnya mengatakan RUU Cipta Kerja akan menghapus ketentuan
              mengenai upah minimum sektoral dari seluruh kebijakan pengupahan.


              Namun, apabila skema pengupahan sektoral sudah telanjur diberikan perusahaan, skema itu
              tidak boleh dicabut agar pendapatan pekerja tidak berkurang.

              "Apa yang diterima hari ini oleh pekerja tidak boleh berkurang kalau UU Cipta Kerja disahkan,"
              kata Supratman.





                                                           26
   22   23   24   25   26   27   28   29   30   31   32