Page 48 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 29 SEPTEMBER 2020
P. 48

DPR SETUJUI POIN-POIN KLASTER KETENAGAKERJAAN

              Anggota Badan Legislasi (Baleg) DPR Firman Soebagyo mengatakan sejumlah poin-poin dalam
              klaster ketenagaKerjaan dalam RUU Cipta Kerja sudah disepakati dalam pembahasan dengan
              pemerintah.

              "Soal pesangon, upah minimum, dan jaminan kehilangan pekerjaan semuanya sudah diketok
              palu dan tuntas dibahas," kata Firman dalam pernyataan di lakarta, Senin (28/9).

              Firman  mengatakan  seluruh  fraksi  di  Baleg  sudah  menyetujui  poin-poin  tersebut  setelah
              mendapat masukan dari elemen terkait termasuk serikat pekerja dan pengusaha.

              Salah satu poin yang disepakati, tambah Firman, adalah terkait pesangon yang akhirnya disetujui
              tetap  ada  dengan  jumlah  32  kali  gaji.  Rinciannya  adalah  sebanyak  23  kali  ditanggung  oleh
              pemberi Kerja atau pengusaha dan sisanya ditanggung oleh pemerintah.
              "Ini seperti Undang-Undang existing atau yang berlaku sekarang. Pesangon tetap 32 kali gaji,"
              kata Firman.

              Masukan Positif

              Firman  juga  mengapresiasi  pembahasan  klaster  ketenagaKerjaan  yang  telah  mendapatkan
              masukan cukup positif sehingga dapat segera disetujui dalam Rapat Paripurna DPR.
              "Ini semua hasil Kerja sama antara DPR, pemerintah, dan stakeholder termasuk serikat pekerja.
              Pada akhirnya semua fraksi dan elemen mendukung klaster ketenagaKerjaan di RUU Ciptaker
              ini," ujarnya.

              Dalam kesempatan terpisah, Ketua Baleg DPR, Suprat-man Andi Agtas mengatakan poin lainnya
              yang juga disetujui adalah penetapan Upah Minimum Kabupaten/Kota (UMK) yang dijalankan
              dengan kriteria tertentu.

              Supratman memastikan pemberian UMK ini akan ditetapkan dengan menyesuaikan tingkat inflasi
              dan tidak dikelompokkan secara sektoral. "RUU ini dirancang untuk menjamin upah yang paling
              tinggi  agar  tidak  turun.  UMK  tetap  ada  dengan  dasar  perhitungan  pertumbuhan  dan  inflasi
              daerah," kata Supratman.

              Poin-poin lain yang juga disetujui di klaster ketenagaKerjaan adalah terkait laminan Kehilangan
              Pekerjaan,  Jaminan  Hari  Tua,  dan  Jaminan  Kecelakaan  Kerja.  Semua  jaminan  kehilangan
              pekerjaan ini, tambah Supratman,  telah disetujui untuk tetap disubsidi melalui upah dengan
              menggunakan data BPJS KetenagaKerjaan.

              Untuk itu, Supratman memastikan iuran peserta tetap disubsidi dan ditanggung oleh pemerintah
              dengan realisasi yang bisa diatur sebagai bagian dari iuran BPJS KetenagaKerjaan.

              "Status  Pekerja  Kontrak  Waktu  Tertentu  (PKWT)  akan  diberikan  jaminan  kepastian  dan
              perlindungan untuk para pekerjanya. Ini akan berlaku juga untuk pekerja outsourcing," kata
              Supratman.


              Ia mengatakan skema dan besaran jaminan kehilangan pekerjaan ini nantinya akan diatur oleh
              pemerintah. Pada dasarnya, tambah dia, ini tidak akan banyak berubah dari ketentuan yang
              berlaku saat ini.  Ant/N-3






                                                           47
   43   44   45   46   47   48   49   50   51   52   53