Page 69 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 18 NOVEMBER 2020
P. 69

TANGGAPI RENCANA KENAIKAN UMK BEKASI 2021, BURUH: NAIK RP 5.000
              SEHARI, NASI UDUK SAJA ENGGAK DAPAT
              Jalan panjang pembahasan penetapan upah minimum kota (UMK) Bekasi 2021 hingga saat ini
              masih belum selesai.

              Silang pendapat soal persepsi jumlah kenaikan antara Pemkot Bekasi dan buruh masih terjadi.
              Padahal dalam waktu dekat persetujuan itu sudah harus diserahkan ke Wali Kota Bekasi, Rahmat
              Effendi.

              Menurut Kepala Dinas Tenaga Kerja kota Bekasi, Ika Indah Yarti, Pemkot tetap dengan angka
              kenaikan  upah  sebesar  3,27  persen.  Perhitungan  kenaikan  angka  tersebut  sesuai  dengan
              pendapatan domestik bruto (PDB) tahun ini.

              "Kami mengikuti PP 28 sebagaimana inflasi yang kita hitung dari inflasi nasional dan PDB laju
              pertumbuhan ekonomi secara nasional," kata Ika usai rapat dengan Dewan Pengupahan Kota,
              Selasa (17/11/2020).

              Jika disepakati naik 3,27 persen, maka upah buruh di Kota Bekasi per-tahun 2021 menjadi Rp
              4.739.708.

              Namun pihak buruh berseberangan dengan itu. Menurut anggota Dewan Pengupahan Kota unsur
              pekerja, Rudolf, angka tersebut jauh dari yang diharapkan buruh yakni naik 13,7 persen.

              Jika  kenaikan  hanya  sebesesar  3,27  persen,  Rudolf  memastikan  pekerja  hanya  menikmati
              kenaikan UMK sebesar Rp 150.303.

              "Rp 150.303, kalau kita bagi 30 hari maka sehari kita dapat Rp 5,000 kenaikan. Oleh karena itu,
              nasi uduk saja enggak dapat Rp 5.000. Masa iya kenaikan kita Rp 5.000? Bagaimana berbicara
              menaikan kesejahteraan karyawan dan pekerja?" kata Rudolf di saat yang sama.

              Jika kenaikan 13,7 persen yang diajukan buruh disepakati pemerintah, UMK Kota Bekasi per
              tahun 2021 berada di kisaran Rp 5.218.497.

              Bukan  tanpa  alasan  Rudolf  dan  kelompoknya  menetapkan  angka  kenaikan  sebesar  itu.
              Perhitungan itu mengacu pada laju pertumbuhan ekonomi dan inflasi di Kota Bekasi.

              Selain  itu,  situasi  pandemi  Covid-19  juga  memicu  adanya  kebutuhan  tambahan  yang  harus
              dipenuhi  buruh.  Tentu kebutuhan  ini  di  luar dari  64  komponen  hidup  layak  yang ditetapkan
              Menteri Tenaga Kerja di awal tahun 2020 lalu.

              "Kita banyak kebutuhan seperti vitamin dan masker. Masker aja yang sekarang kita pakai ini
              adalah  kebutuhan  pokok,  belum  hand  sanitizer,  belum  pulsa  karena  selama  pandemi  segala
              pekerjaan melalui daring," terang Rudolf.

              "Itu sangat relevan buat kami di tengah pandemi ini, kebutuhan kebutuhan buruh tidak hanya
              di 64 komponen," tambah Rudolf.

              Walau proses diskusi di Dewan Pengupahan Kota masih berjalan, Rudolf berharap keputusan
              nilai kenaikan UMK 2021 bisa segara rampung dan diserahkan ke Wali Kota.
              Nantinya, Wali Kota akan merekomendasikan nilai itu ke Gubernur Jawa Barat untuk selanjutnya
              diketok palu oleh Pemerintah Provinsi Jabar.





                                                           68
   64   65   66   67   68   69   70   71   72   73   74