Page 121 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 10 SEPTEMBER 2020
P. 121

"Hak peserta untuk memperoleh manfaat jaminan sosial ketenagakerjaan tetap dilaksanakan
              sesuai  dengan  ketentuan  peraturan  perundang-undangan.  Manfaatnya  tetap  sebagaimana
              biasanya  ketika  tidak  ada  relaksasi  pembayaran  iurannya,"  kata  Menaker  Ida  dalam  acara
              sosialisasi relaksasi iuran di Kantor Kementerian Ketenagakerjaan di Jakarta pada Rabu.

              Sebelumnya, Presiden Joko Widodo telah menerbitkan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 49
              Tahun  2020  tentang  penyesuaian  iuran  program  Jaminan  Sosial  Ketenagakerjaan  selama
              bencana non-alam penyebaran Corona Virus Disease 2019 (COVID-19), pada Senin (31/8) pekan
              lalu.

              PP itu membuat terjadinya keringanan iuran jaminan kecelakaan kerja (JKK) dan iuran jaminan
              kematian (JKM) sebesar 99 persen dari kewajiban iuran setiap bulan. Selain itu, peserta dan
              pemberi kerja juga dapat melakukan penundaan pembayaran sebagian iuran jaminan pensiun
              (JP) sebesar 99 persen dari kewajiban setiap bulan.

              Ketentuan relaksasi tersebut dimulai sejak iuran program jaminan sosial ketenagakerjaan bulan
              Agustus 2020 sampai Januari 2021.

              "Relaksasi iuran BPJS Ketenagakerjaan diharapkan dapat memberikan ruang gerak lebih dalam
              bagi para pengusaha dalam mengalokasikan dana operasional perusahaan, " kata Menaker Ida.

              Dalam kesempatan tersebut, Direktur Utama BPJS Ketenagakerjaan Agus Susanto mengatakan
              bahwa  relaksasi  iuran  tersebut  melengkapi  stimulus  yang  telah  diberikan  kepada  pekerja
              sebelumnya, seperti Bantuan Subsidi Upah (BSU) bagi pekerja dengan pendapatan di bawah Rp5
              juta.
              "Kami menyambut baik dan siap menjalankan kebijakan pemerintah ini untuk menjaga iklim
              usaha tetap tumbuh di tengah kondisi pandemi dalam kerangka Pemulihan Ekonomi Nasional,"
              ujar Agus.









































                                                           120
   116   117   118   119   120   121   122   123   124   125   126