Page 152 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 10 SEPTEMBER 2020
P. 152

RELAKSASI IURAN BPJS KETENAGAKERJAAN TERLAMBAT? INI PENJELASAN
              MENAKER
              Jakarta  -  Menteri  Ketenagakerjaan  Ida  Fauziyah  mengatakan  alasan  Pemerintah  baru
              menerbitkan  PP  49  tahun  2020  tentang  penyesuaian  iuran  program  Jaminan  Sosial
              Ketenagakerjaan pada September ini, sebab Pemerintah menetapkan relaksasi iuran itu menjadi
              6 bulan, yang tadinya hanya 3 bulan.

              "Jadi  kalau  disampaikan  kami  teman-teman  pengusaha  dan  pekerja  menunggu  sejak  bulan
              Maret- April, kenapa baru turun sekarang? memang turunnya sekarang tapi masa relaksasinya
              lebih panjang jadi kalau dihitung-hitung pelaksanaannya itu kira-kira bulan Maret atau bulan
              April pada waktu itu kita rencanakan hanya 3 bulan tapi sekarang relaksasi diberikan selama 6
              bulan," jelas Ida di Jakarta, Rabu (9/9/2020).

              Lanjut Ida menjelaskan, ada tiga jenis pelonggaran iuran BPJS Ketenagakerjaan yang diterbitkan
              melalui PP Nomor 49 Tahun 2020 tersebut.
              Pertama,  kelonggaran  batas  waktu  iuran  jaminan  kecelakaan  kerja  (JKK),  iuran  jaminan
              kematian  (JKM),  iuran  jaminan  hari  tua  (JHT)  dan  iuran  jaminan  pensiun  (JP)  setiap  bulan.
              Semula harus dibayar pada tanggal 15 menjadi tanggal 30 bulan berikutnya.

              Kedua, keringanan iuran JKK dan iuran JKM sebesar 99 persen dari kewajiban iuran setiap bulan.
              Ketiga,  penundaan  pembayaran  sebagian  iuran  JP  sebesar  99  persen  dari  kewajiban  setiap
              bulan.  Demikian,  ketentuan  relaksasi  ini  dimulai  sejak  iuran  program  jaminan  sosial
              ketenagakerjaan bulan Agustus 2020 sampai bulan Januari 2021.
              "Ini  bener-bener  istimewa  diberikan  relaksasinya  99  persen  hari  ini  kita  luncurkan  kita
              sosialisasikan," ungkapnya.

              Sehingga untuk memperoleh relaksasi, berdasarkan pasal 13 ayat (1) mensyaratkan pemberi
              kerja, peserta penerima upah dan peserta bukan penerima upah yang mendaftar sebelum bulan
              Agustus 2020 diberikan keringanan iuran JKK dan JKM setelah melunasi iuran tersebut sampai
              bulan Juli 2020.

              "Dengan  adanya  penyesuaian  iuran  jaminan  sosial  ketenagakerjaan,  hak  peserta  untuk
              memperoleh  manfaat  jaminan  sosial  ketenagakerjaan  tetap  dilaksanakan  sesuai  ketentuan
              peraturan perundang-undangan," katanya.

              Begitupun bagi pemberi kerja, peserta penerima upah dan peserta bukan penerima upah yang
              telah melunasi iuran JKK dan JKM di bulan Agustus 2020 atau bulan berikutnya dan terdapat
              kelebihan, maka kelebihan iuran JKK dan JKM tersebut diperhitungkan untuk pembayaran iuran
              JKK dan iuran JKM berikutnya.

              Pemerintah memberikan keringanan Iuran Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK) dan Iuran Jaminan
              Kematian (JKM) yang dikelola BPJS Ketenagakerjaan (BPJSTK). Adapun keringanan iuran JKK
              dan JKM diberikan sebesar 99 persen, sehingga iuran menjadi satu persen.

              Hal ini termaktub dalam Peraturan Pemerintah NO 49/2020 tentang Penyesuaian Iuran Program
              Jaminan Sosial Ketenagakerjaan Selama Bencana Non-Alam Penyebaran Coronavirus Disease
              2019 (Covid-19).

              "Keringanan Iuran JKK diberikan sebesar 99 persen, sehingga Iuran JKK menjadi 1 persen) dari
              Iuran JKK," mengutip pasal 5 PP tersebut, Rabu (9/9/2020).






                                                           151
   147   148   149   150   151   152   153   154   155   156   157