Page 235 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 10 SEPTEMBER 2020
P. 235

Kemudian, bagi peserta PU yang bekerja di instansi/perusahaan dengan tingkat risiko sedang,
              hanya membayar 0,0089% atau hanya 1% dari besaran iuran sebelumnya yakni 0,89% dari
              upah sebulan.

              Selanjutnya, bagi peserta PU yang bekerja di instansi/perusahaan dengan tingkat risiko tinggi,
              hanya membayar 0,0127% atau hanya 1% dari besaran iuran sebelumnya yakni 1,27% dari
              upah sebulan. Bagi peserta PU yang bekerja di instansi/perusahaan dengan tingkat risiko sangat
              tinggi, hanya membayar 0,0174% atau hanya 1% dari besaran iuran sebelumnya yakni 1,74%
              dari upah sebulan.

              Sementara, bagi peserta bukan penerima upah (PBPU) atau pekerja mandiri hanya membayar
              1% dari besaran iuran yang tercantum dalam lampiran II PP nomor 44 tahun 2015. Sebagai
              contoh,  bagi  PBPU  yang  berpenghasilan  Rp  4.200.000-4.699.000  yang  sebelumnya  harus
              membayar  iuran  JKK  Rp  44.500/bulan,  kini  hanya  perlu  membayar  Rp  445/bulan.  Untuk
              ketentuan keringanan iuran JKK bagi pekerja lepas atau kontrak dapat dilihat dalam pasal 8 PP
              tersebut.

              3. Keringanan Iuran JKM  Dalam pasal 9 PP tersebut, pemerintah menetapkan keringanan iuran
              JKM. Dalam pasal 10, peserta PU hanya perlu membayar 0,0030% dari upah sebulan, atau hanya
              1% dari besaran iuran sebelumnya yakni 0,30% dari upah sebulan.

              Sementara, di pasal 11, PBPU hanya perlu membayar Rp 68 iuran JKM, atau hanya 1% dari
              besaran iuran sebelumnya yakni Rp 6.800 per bulan.

              Untuk ketentuan keringanan iuran JKM bagi pekerja lepas atau kontrak dapat dilihat dalam pasal
              12 PP tersebut.

              Berlanjut ke halaman berikutnya.

              4.  Penundaan  Pembayaran  Sebagian  Iuran  JP    Dalam  pasal  17  PP  tersebut,  pemerintah
              memberikan keringanan atau penundaan pembayaran sebagian iuran JP bagi pemberi kerja. Di
              pasal 17 ayat (2), pemberi kerja dapat menunda pembayaran sebagian iuran JP, atau menunda
              1% pembayaran iuran JP. Pelunasannya paling lambat tanggal 15 Mei 2021, dan diselesaikan
              paling lambat tanggal 15 April 2022.

              Adapun syarat untuk menunda itu dibedakan berdasarkan klasifikasi usaha. Bagi usaha kelas
              menengah dan besar dapat menikmati penundaaan apabila penurunan omzet/pendapatannya
              sebulan lebih dari 30% akibat pandemi COVID-19. Penurunan itu harus dibuktikan dengan surat
              pernyataan yang disampaikan per bulan sejak Februari 2020.

              Pengusaha  tersebut  juga  harus  sudah  mendaftarkan  pekerjanya  sebagai  peserta  di  BPJS
              Ketenagakerjaan sebelum Agustus 2020, dan harus melunasi iuran JP sampai Juli 2020. Atau,
              pengusaha baru mendaftarkan pekerjanya setelah Juli 2020, maka harus membayar sebagian
              iuran paling lambat 15 Mei 2021 dan diselesaikan paling lambat 15 April 2022.
              Bagi pengusaha mikro dan kecil juga ditetapkan persyaratan yang sama.

              5. Keringanan Denda  Dalam pasal 23 PP tersebut, denda atas keterlambatan pembayaran iuran
              hanya dikenakan 0,5% untuk setiap bulan keterlambatan. Sementara, dalam PP nomor 44 tahun
              2015 denda yang dikenakan ialah sebesar 2% untuk setiap bulan keterlambatan.

              Selama masa penyesuaian ini, manfaat program jaminan sosial ketenagakerjaan yang diterima
              peserta tetap sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

              Seluruh keringanan ini sudah berlaku sejak diundangkannya PP tersebut, yakni pada tanggal 1
              September 2020. (ara/ara)  .

                                                           234
   230   231   232   233   234   235   236   237   238   239   240