Page 31 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 02 OKTOBER 2020
P. 31
Dia menilai, fokus kebijakan pemerintah sekarang adalah kebijakan antisiklis dengan 'memainkan
pedal gas dan rem' tergantung kebutuhan dan dinamika masyarakat. Para pekerja pun diminta
berkontribusi positif.
"Mestinya serikat buruh ikut berkontribusi pada akurasi dan efektivitas kebijakan tersebut.
Legislator di Senayan telah menyerap aspirasi buruh, karena buruh menjadi konstituen penting
sejumlah partai besar," tandasnya.
Khawatir Penularan Covid
Rencana mogok kerja yang bersamaan dengan sidang paripurna DPR yang membahas omnibus
law RUU Cipta Kerja pada 8 Oktober 2020, juga dikhawatirkan industri TPT menambah klaster
penularan Covid-19. Menanggapi rencana tersebut, industri tekstil dan produk tekstil (TPT), baik
hulu maupun hilir, mengimbau karyawannya agar tidak ikut aksi tersebut.
"Kami khawatir bahwa aksi tersebut dapat membuat penularan Covid. Rencana tersebut harus
sesuai dengan aturan, apakah melanggar apa tidak Terlebih saat ini sedang dilakukan
Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di Jakarta dalam menekan pandemi Covid-19. Itu juga
perlu diperhatikan," ucap Sekretaris Jenderal Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) Rizal
Rakhman.
Ia meminta ketua API provinsi untuk berkoordinasi dengan anggota di provinsi masing-mas-ing.
Kebijakan mengenai ada atau tidaknya sanksi bagi pekerja yang ikut mogok juga diserahkan
kepada perusahaan masing-masing.
"Kalau dari industri tekstil sih meminta agar karyawan tidak melakukan mogok. Kami
menyerahkan kepada perusahaan masing-masing apakah nanti ada sanksi bagi karyawan yang
tetap melakukan demo atau imbauannya seperti apa," ujar dia kepada Investor Daily, Jakarta,
Kamis (1/10).
Senada, Sekretaris Jenderal Asosiasi Produsen Serat dan Filament Indonesia (APSyFI) Redma
Gita Wirawasta mengatakan pihaknya juga menginginkan karyawan tidak melakukan mogok
nasional. Meski begitu, ia memahami bahwa itu adalah hak karyawan.
Redma mengaku aksi mogok itu tidak akan mengganggu produktivitas, karena biasanya ketika
melakukan demo, mereka sudah mengatur waktu agar tidak membuat produksi terganggu.
'Tetapi kan yang kita khawatirkan sekarang lagi Covid-19, di mana perusahaan sangat menjaga
karyawannya jangan sampai kena. Karena kalau ada 1 yang kena, yang lain kan harus menjalani
rapid test, ini akan mengganggu produksi ke depannya," ucap dia. (gr/en)
30