Page 47 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 02 OKTOBER 2020
P. 47
Judul Mogok Kerja
Nama Media Pikiran Rakyat
Newstrend Omnibus Law
Halaman/URL Pg11
Jurnalis Opini
Tanggal 2020-10-02 05:00:00
Ukuran 180x184mmk
Warna Hitam/Putih
AD Value Rp 59.400.000
News Value Rp 178.200.000
Kategori Dirjen PHI & Jamsos
Layanan Korporasi
Sentimen Negatif
Ringkasan
Ketua Umum Federasi Serikat Pekerja Logam, Elektronika, dan Mesin (FSP LEM) SPSI, seluruh
elemen serikat pekeija telah berkoordinasi secara lintas konfederasi dan federasi. Lalu sepakat
melakukan aksi mogok kerja nasional dan unjuk rasa besar-besaran. Hal itu untuk menentang
pengesahan omnibus law RUU Cipta Kerja. Khususnya klaster ketenagakerjaan yang pasal-
pasalnya sangat merugikan pihak pekerja.
Mogok kerja akan dilakukan pada 6-8 Oktober 2020. Menurut UU Nomor 21 Tahun 2000 tentang
Serikat Pekerja/Serikat Buruh, organisasi ini berhak mengorganisasi pemogokan.
MOGOK KERJA
Ketua Umum Federasi Serikat Pekerja Logam, Elektronika, dan Mesin (FSP LEM) SPSI, seluruh
elemen serikat pekeija telah berkoordinasi secara lintas konfederasi dan federasi. Lalu sepakat
melakukan aksi mogok kerja nasional dan unjuk rasa besar-besaran. Hal itu untuk menentang
pengesahan omnibus law RUU Cipta Kerja. Khususnya klaster ketenagakerjaan yang pasal-
pasalnya sangat merugikan pihak pekerja.
Mogok kerja akan dilakukan pada 6-8 Oktober 2020. Menurut UU Nomor 21 Tahun 2000 tentang
Serikat Pekerja/Serikat Buruh, organisasi ini berhak mengorganisasi pemogokan. Sesuai dengan
UU Nomor 9 Tahun 1998, untuk menyampaikan pendapat di muka umum (aksi unjuk rasa secara
nasional), serikat pekerja cukup memberitahu saja ke pihak kepolisian.
Mogok kerja
Mogok kerja nasional yang cukup fenomenal pemali terjadi pada 3 Oktober 2012. Sekitar 2 juta
buruh bergabung dan diorganisasi Majelis Pekerja Buruh Indonesia (MPBI). Pemogokan
berlangsung di 21 kota/kabupaten dan 80 kawasan industri. Pemerintah dan DPR memaksakan
pengesahan RUU Cipta Kerja pada masa sidang saat ini, tanpa menggubris aspirasi kaum
pekerja. Pengesahan itu menyebabkan masa depan kaum buruh akan makin sengsara dan
tambah menderita.
46