Page 452 - e- KLIPING KETENAGAKERJAAN 10 AGUSTUS 2020
P. 452
Judul AMCB: Ada paranoia COVID-19 terhadap PRT migran di Hong Kong
Nama Media bali.antaranews.com
Newstrend Migran Di Hong Kong
Halaman/URL https://bali.antaranews.com/nasional/berita/1655054/amcb-ada-
paranoia-covid-19-terhadap-prt-migran-di-hong-kong
Jurnalis Andi Jauhary
Tanggal 2020-08-07 16:04:00
Ukuran 0
Warna Warna
AD Value Rp 17.500.000
News Value Rp 52.500.000
Kategori Ditjen Binapenta
Layanan Korporasi
Sentimen Netral
Narasumber
negative - None (juru bicara AMCB Sringatin) Pada 5 Agustus, publik menerima pemberitaan
bertubi-tubi tentang PRT Indonesia yang positif COVID-19 dan tinggal di asrama perusahaan
bersama 28 pekerja migran lain. Berita itu menimbulkan paranoia seakan-akan pekerja migran
adalah penyebar virus
negative - AMCB (None) Kami memohon kepada warga Hong Kong untuk tidak terpengaruh
paranoia dan menyalahkan pekerja migran, tapi ini adalah kesempatan untuk merefleksi masalah
dalam level kebijakan dan sistem yang menimbulkan kerentanan kami
Ringkasan
Asian Migrants Coordinating Body (AMCB) mengatakan terjadi paranoia terhadap pekerja migran
yang bekerja sebagai pekerja rumah tangga (PRT) di Hong Kong setelah pemberitaan besar-
besaran terkait pekerja migran Indonesia (PMI) yang positif COVID-19 dan tinggal bersama 28
pekerja lain di sebuah tempat yang sama.
AMCB: ADA PARANOIA COVID-19 TERHADAP PRT MIGRAN DI HONG KONG
Jakarta - Asian Migrants Coordinating Body (AMCB) mengatakan terjadi paranoia terhadap
pekerja migran yang bekerja sebagai pekerja rumah tangga (PRT) di Hong Kong setelah
pemberitaan besar-besaran terkait pekerja migran Indonesia (PMI) yang positif COVID-19 dan
tinggal bersama 28 pekerja lain di sebuah tempat yang sama.
"Pada 5 Agustus, publik menerima pemberitaan bertubi-tubi tentang PRT Indonesia yang positif
COVID-19 dan tinggal di asrama perusahaan bersama 28 pekerja migran lain. Berita itu
menimbulkan paranoia seakan-akan pekerja migran adalah penyebar virus," kata juru bicara
AMCB Sringatin dalam konferensi pers virtual yang dipantau dari Jakarta, Jumat.
Padahal, kata dia, sejauh ini belum ada data statistik yang membuktikan bahwa ada etnis spesifik
menjadi sumber dari penyebaran lokal COVID-19 di wilayah itu.
450