Page 110 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 17 DESEMBER 2020
P. 110

Menteri Ketenagakerjaan (Menaker), Ida Fauziyah mengungkapkan, berdasarkan data per 14
              Desember 2020, realisasi BSU telah menyentuh Rp 27,96 triliun atau 93,94% dari pagu sebesar
              Rp 29,85 triliun.

              Rinciannya, penyaluran BSU pada termin pertama mencapai Rp 14,71 triliun. Angka ini berhasil
              menyentuh 12,26 juta pekerja atau 98,86% dari target  pemerintah yakni 12,4 juta pekerja.
              Kemudian pada termin kedua realisasinya mencapai Rp 13,2 triliun untuk 11,04 juta pekerja atau
              89% target.

              "Angka  realisasi  pada  termin  kedua  memang  belum  sempurna,  mengingat  periode
              penyalurannya  masih  berlangsung  sampai  akhir  Desember  2020,"  kata  Ida  Fauziyah  dalam
              Keterangan Pers yang digelar Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional
              (KPC PEN), Rabu (16/12/2020).

              Menaker menjelaskan, bantuan yang sudah direalisasikan sejak September 2020 ini diberikan
              kepada pekerja yang memenuhi sejumlah syarat, yaitu berkewarganegaraan Indonesia (WNI),
              terdaftar sebagai peserta aktif BPJS Ketenagakerjaan (TK) sampai Juni 2020, pekerja penerima
              upah, dan gaji yang dilaporkan di bawah Rp 5 juta per bulan.

              Total bantuan yang diberikan kepada setiap pekerja yang masuk kriteria sebesar Rp 2,4 juta.
              Angka ini diberikan bertahap dalam dua termin, masing-masing sebesar Rp 1,2 juta.

              Tercatat beberapa tantangan  dalam melakukan realisasi BSU. Pada  realisasi termin pertama
              memang ditemukan sejumlah rekening bermasalah. Hal ini terungkap dari laporan bank-bank
              penyalur.

              "Kenapa tidak bisa 100% terealisasi, karena laporan bank penyalur mengatakan terdapat data
              rekening  yang  bermasalah  dan  tidak  dapat  ditransfer  sehingga  mengakibatkan  retur.  Atas
              adanya rekening retur tersebut, kami tidak diam. Kami kembalikan kepada BPJamsostek untuk
              diperbaiki," ujar Menaker.
              BPJamsostek  mencatat  ada  154.887  rekening  bermasalah  yang  membuat  BSU  tidak  bisa
              ditransfer. Proses perbaikan data lantas dilakukan oleh BPJamsostek yang berkoordinasi dengan
              kantor cabang di daerah, bank penyalur, pemberi kerja, bahkan sampai berkomunikasi dengan
              nama-nama  penerima  bantuan.  Hasilnya,  sebanyak  87.963  rekening  berhasil  dipulihkan  dan
              telah diserahkan ke Kemnaker. Namun, masih ada 66.924 rekening yang masih dalam proses
              perbaikan sampai saat ini.

              Menaker  juga  menegaskan  bahwa  pihaknya  mengedepankan  prinsip  kehati-hatian  dalam
              penyaluran BSU. Kemnaker bahkan melibatkan pihak eksternal seperti KPK, BPK, dan BPKP untuk
              ikut  mendampingi  jalannya  proses  penyaluran  bantuan.  Pada  pertengahan  penyaluran  BSU
              termin pertama, Kemnaker bersama dengan BPJamsostek juga turut menggandeng Ditjen Pajak
              Kementerian Keuangan untuk melakukan pemadanan data penerima.

              "Ini prinsip kehati-hatian yang kami lakukan mengikuti rekomendasi KPK. Upaya ini dilakukan
              semata-mata untuk memberikan keyakinan kepada kita semua bahwa BSU ini tepat sasaran.
              Kami  juga  terus  dimonitor  oleh  KPK.  Kami  pastikan  tidak  ada  dana  yang  mengendap  di
              Kemnaker. Kalaupun masih ada dana retur, seluruhnya setelah itu kami kembalikan kepada kas
              negara," kata Menaker.

              Sumber:BeritaSatu.com.






                                                           109
   105   106   107   108   109   110   111   112   113   114   115