Page 45 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 17 DESEMBER 2020
P. 45

Judul               Soal Uang Pesangon Pekerja
                Nama Media          kumparan.com
                Newstrend           Omnibus Law
                Halaman/URL         https://kumparan.com/syarif-yunus/soal-uang-pesangon-pekerja-
                                    1unHBC1cN6p
                Jurnalis            Syarif Yunus
                Tanggal             2020-12-16 23:20:00
                Ukuran              0
                Warna               Warna
                AD Value            Rp 17.500.000
                News Value          Rp 52.500.000
                Kategori            Dirjen PHI & Jamsos
                Layanan             Korporasi
                Sentimen            Positif




              Ringkasan

              Aturan pesangon untuk pekerja atau buruh sesungguhnya bukan hal yang baru. UU Cipta Kerja
              pun hanya merevisi UU 13/2003 tentang Ketenagakerjaan. Dalihnya, karena aturan dan besaran
              pesangon yang lama dianggap memberatkan pengusaha sehingga investor tidak mau investasi
              di Indonesia karena tingginya beban biaya perusahaan. Tentu, alasan yang dapat diterima walau
              tidak sepenuhnya benar. Karena faktanya, saat besaran pesangon diatur 32,2 kali upah (UU
              Ketenagakerjaan)  pun  implementasinya  hanya  7%  perusahaan  yang  patuh  memberikan
              pesangon sesuai ketentuan yang berlaku. Itu berarti, banyak perusahaan yang abai terhadap
              ketentuan atau regulasi. Atas dasar itulah, pekerja seringkali bereaksi atau demonstrasi soal
              pesangon.



              SOAL UANG PESANGON PEKERJA

              Aturan pesangon untuk pekerja atau buruh sesungguhnya bukan hal yang baru. UU Cipta Kerja
              pun hanya merevisi UU 13/2003 tentang Ketenagakerjaan. Dalihnya, karena aturan dan besaran
              pesangon yang lama dianggap memberatkan pengusaha sehingga investor tidak mau investasi
              di Indonesia karena tingginya beban biaya perusahaan. Tentu, alasan yang dapat diterima walau
              tidak sepenuhnya benar. Karena faktanya, saat besaran pesangon diatur 32,2 kali  upah (UU
              Ketenagakerjaan)  pun  implementasinya  hanya  7%  perusahaan  yang  patuh  memberikan
              pesangon sesuai ketentuan yang berlaku. Itu berarti, banyak perusahaan yang abai terhadap
              ketentuan atau regulasi. Atas dasar itulah, pekerja seringkali bereaksi atau demonstrasi soal
              pesangon.

              Harus dipahami, pesangon adalah kewajiban perusahaan yang telah mempekerjakan pekerja.
              Maka saat PHK terjadi atau pensiun, uang pesangon pekerja harus tersedia dan siap dibayarkan.
              Terlepas dari besaran pesangon yang akan diatur  dalam PP, perusahaan atau pemberi kerja
              harus memiliki kesadaran untuk "mendanakan" uang pesangon. Akan lebih baik bila didanakan
              secara terpisah dari sistem keuangan perusahaan, bukan hanya "dibukukan". Tapi saat uang
              pesangon harus dibayarkan, justru dananya tidak tersedia. Oleh karena itu, lagi-lagi dengan UU
              Cipta Kerja ini, pemerintah harus fokus pada upaya implementasi pendanaan dan pembayaran
              pesangon.  Apakah  setiap  perusahaan  atau  pemberi  kerja  sudah  benar-benar  mendanakan?

                                                           44
   40   41   42   43   44   45   46   47   48   49   50