Page 16 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 21 JANUARI 2020
P. 16
Nah yang hari ini didemo para buruh itu terkait omnibus law penciptaan lapangan kerja. Apa saja yang
diatur dalam omnibus law penciptaan lapangan kerja? 1. Buruh Merasa Terancam Khusus omnibus
law lapangan kerja, para buruh merasa terancam. Ada beberapa pasal yang mengusik mereka.
Pertama, soal cuti hamil dalam UU 13 Tahun 2003 diatur tentang cuti hamil. Misalnya di Pasal 82
menyebut buruh perempuan berhak mendapatkan istirahat 1,5 bulan sebelum melahirkan dan 1,5
bulan sesudah melahirkan.
Memang dalam draft yang diterima detikcom , Omnibus Law Cipta Lapangan Kerja tidak ada yang
mengatur cuti hamil untuk buruh perempuan. Namun, bukan berarti omnibus law akan
menghapuskan aturan yang tercantum dalam UU sebelumnya. Karena, omnibus Law ialah UU yang
dibuat untuk menyasar satu isu tertentu dalam UU sebelumnya.
Kedua, ada isu Omnibus Law menghilangkan sanksi pidana bagi pengusaha. Sanksi itu sebelumnya
diatur dalam UU 13 Tahun 2003.
Misalnya pengusaha yang membayar upah di bawah minimum bisa dipenjara selama 1 hingga 4
tahun. Tapi sekali lagi, bukan berarti tidak tertuang dalam draft Omnibus Law maka aturan itu hilang.
Lagi pula dalam draft tersebut juga masih menjabarkan sanksi-sanksi yang bisa diterima pengusaha.
Ketiga, ada juga penolakan lantaran membebaskan penggunaan Tenaga Kerja Asing (TKA). Para buruh
khawatir ketersediaan lapangan kerja semakin berkurang dengan kedatangan para TKA.
Jika dilihat dari draft Omnibus Law Cipta Lapangan Kerja, ada beberapa pasal yang mengatur tentang
penggunaan TKA dalam BAB IV Ketenagakerajaan. Misalnya di Pasal 437 dijelaskan setiap pemberi
kerja yang mempekerjakan tenaga kerja asing wajib memiliki izin tertulis dari Menteri atau pejabat
yang ditunjuk.
Pasal itu juga menyebut pemberi kerja orang perseorangan dilarang mempekerjakan tenaga kerja
asing. Selain itu disebutkan TKA dapat dipekerjakan di Indonesia hanya dalam hubungan kerja untuk
jabatan tertentu dan waktu tertentu.
Keempat, para buruh juga menolak sistem pengupahan yang ada dalam draft beleid tersebut.
Menurut mereka, sistem pengupahan nantinya akan diubah menjadi perhitungan jam. Jika pekerja
bekerja kurang dari 40 jam seminggu berpotensi mendapatkan gaji di bawah upah minimum.
Berdasarkan bahan penjelasan Kemenko Perekonomian, Omnibus Law memang akan mengatur
skema upah per jam. Namun upah minimum yang biasanya juga tidak dihapuskan.
Kelima, Para buruh juga mengkhawatirkan hilangnya pesangon bagi pekerja yang terkena PHK.
Pesangon itu diubah menjadi tunjangan PHK.
Namun berdasarkan draft RUU tentang Penciptaan Lapangan Kerja masih mengatur pembayaran
pesangon. Besaran perhitungan uang pesangonnya pun sama dengan yang diatur dalam UU 13 Tahun
2003.
Misalnya untuk masa kerja kurang dari 1 tahun dapat 1 bulan upah, lalu masa kerja 1 tahun atau lebih
tetapi kurang dari 2 tahun, dapat 2 bulan upah. Kemudian masa kerja 2 tahun atau lebih tetapi kurang
dari 3 tahun, dapat 3 bulan upah dan seterusnya.
Benarkah cuti hamil akan dihapus? Selanjutnya Halaman 1 2 omnibus law ruu sapu jagat buruh.