Page 124 - E-KLIPING KETENAGAKERJAAN 21 DESEMBER 2021
P. 124

UU Nomor 23 Tahun 2014 mengatur bahwa gubernur yang tak menjalankan program strategis
              nasional  dapat  dijatuhi  sanksi  berupa  teguran  tertulis,  pemberhentian  sementara,  dan
              pemberhentian permanen.

              Chairul  menjelaskan,  penetapan  UMP  2022  memang  merupakan  program  strategis  nasional.
              Dalam prosesnya, penetapan UMP 2022 harus mengacu pada Peraturan Pemerintah (PP) Nomor
              36 tahun 2021 tentang Pengupahan.

              Menurut Chairul, Gubernur Anies telah melanggar PP tersebut dalam menetapkan UMP DKI 2022.
              Untuk diketahui, jika mengacu pada formula dalam PP 36, UMP DKI hanya naik 0,85 persen,
              bukan 5,1 persen.

              "Dalam pelaksanaanya dia (Anies) mungkin tidak sesuai dengan PP 36," kata Chairul kepada
              Republika, Ahad (20/12).

              Pada Sabtu, 18 Desember, Anies memutuskan untuk mengubah besaran kenaikan UMP 2022
              sebesar 5,1 persen atau Rp 225.667. Sehingga besaran UMP 2022 menjadi Rp 4.641.854.

              Terjadi kenaikan upah yang cukup signifikan dibanding keputusan Anies sebelumnya. Pada 22
              November, Anies menetapkan kenaikan UMP 2022 sebesar 0,85 persen atau Rp 37.748 saja.
              Kenaikkan sebesar 0,85 persen ini lah yang sesuai dengan formula PP 36.

              Keputusan Anies mengubah besaran kenaikan UMP 2022 ini disambut dengan gegap gempita
              oleh kalangan buruh. Sedangkan kalangan pengusaha meradang. Bahkan, Asosiasi Pengusaha
              Indonesia  (Apindo)  mendorong  Menteri  Ketenagakerjaan  untuk  memberikan  sanksi  kepada
              Anies.











































                                                           123
   119   120   121   122   123   124   125   126   127   128   129