Page 178 - E-KLIPING KETENAGAKERJAAN 21 DESEMBER 2021
P. 178

Said  Iqbal  mengatakan  justru  perusahaan  asing  tersebut  mendukung  kenaikan  UMP  2022
              tersebut karena dapat mendorong daya beli para buruh.
              "  Dalam  diskusi  ringan  UMP  dengan  mereka  (perusahaan  asing  dan  multinasional),  justru
              menyayangkan  sikap  pemerintah  dan  Apindo  yang  tidak  memberikan  rasa  keadilan  dan
              mencermati perkembangan pertumbuhan ekonomi," ujar Said Iqbal saat konferensi pers daring,
              Senin (20/12/2021).

              Menurutnya saat ini ekonomi Indonesia sedang membaik, justru itu kenaikan UMP harusnya jauh
              lebih baik dari tahun lalu.

              Ia juga menjelaskan selama ini hubungan industrial antar buruh dan perusahaan asing juga baik-
              baik saja meski ada kenaikan UMP.

              Untuk  itu,  pihaknya  menyatakan  agar  Apindo  segera  menyosialisasikan  keputusan  Anies
              Baswedan tersebut kepada pihak pengusaha.

              Jika memang ada usaha yang keberatan dengan UMP tersebut seperti masih terdampak pandemi
              Covid-19,  maka  tak  perlu  mengikuti  aturan  itu.  Hanya  tinggal  membuktikan  bahwa  2  tahun
              berturut-turut merugi sehingga tak diwajibkan menaikkan UMP.

              "Apindo agar segera sosialisaikan ke pegusaha, silahkan mereka naikkan UMP di DKI Jakarta
              bagi yang mampu. Bagi tak mampu atau UMKM memang tak perlu naik," ucapnya.

              Seperti diketahui, Apindo berencana menggugat aturan revisi UMP DKI Jakarta 2022 tersebut ke
              Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN).

              Ketua  Umum  Asosiasai  Pengusaha  Indonesia  (Apindo)  Hariyadi  B.  Sukamdani  mengatakan
              Gubernur DKI Jakarta telah melanggar regulasi Pengupahan yang berlaku saat ini, terutama
              Peraturan Pemerintah (PP) No.36 Tahun 2021 tentang Pengupahan yaitu pasal 26 mengenai
              cara perhitungan upah minimum dan pasal 27 mengenai Upah minimum propinsi.

              " Selain itu revisi ini bertentangan dengan pasal 29 tentang waktu penetapan Upah Minimum
              yang  selambat-lambatnya  ditetapkan  pada  tanggal  21  November  2021,"  tutur  Hariyadi  saat
              konferensi pers daring, Senin (20/12/2021).

              Ia mengatakan Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta secara sepihak melakukan revisi UMP
              DKI Jakarta 2022 tanpa memperhatikan pendapat dunia usaha, khususunya Apindo DKI Jakarta
              yang menjadi bagian dari Dewan Pengupahan Daerah sebagai unsur dunia usaha (pengusaha).

              Ia mengatakan revisi UMP DKI Jakarta 2022 tersebut maka upaya untuk mengembalikan prinsip
              Upah Minimum sebagai Jaring Pengaman Sosial (JPS atau Social Safety Net ) bagi pekerja pemula
              tanpa pengalaman tidak terwujud dan kembali menjadi Upah Rata-rata, sehingga penerapan
              Struktur Skala Upah akan sulit dilakukan karena ruang/jarak antara UM dengan Upah diatas UM
              menjadi kecil.[].
















                                                           177
   173   174   175   176   177   178   179   180   181   182   183