Page 176 - E-KLIPING KETENAGAKERJAAN 21 DESEMBER 2021
P. 176

2024  ada  jilid  10  mungkin.  Itu  yang  kami  khawatirkan,  kan  tidak  karu-karuan.  Yang  kami
              persoalkan adalah mekanisme yang tidak benar dilakukan Pak Anies," katanya.
              Asosiasi pengusaha yang tergabung dalam Apindo sudah menyatakan keberatan atas kenaikan
              upah  minimum  di  Ibu  Kota  pada  2022  yang  terbaru.  Pengusaha  bahkan  menggugatnya  ke
              pengadilan.

              "PP No 36 Tahun 2021 itu tidak mengenal perubahan. Kalau sudah diputuskan ya jalan," ucap
              Ketua Umum Apindo, Hariyadi dikutip dari Kompas TV.

              Ia  bilang,  keputusan  Pemprov  DKI  Jakarta  membuat  dunia  usaha  cemas.  Bahkan,  menurut
              Hariyadi, kebijakan UMP DKI Jakarta 2022 itu bisa jadi preseden buruk apabila Anies Baswedan
              ingin maju dalam persaingan di Pilpres 2024.

              "Ini strong message ya dari kita. Bahwa pemerintah DKI Jakarta melanggar aturan. Kalau ada
              pelanggaran itu nanti akan jadi catatan, apalagi kalau mau nyapres," tegasnya.

              Saat ini, Apindo dan Kadin Jakarta tengah menunggu Peraturan Gubernur terkait revisi UMP
              Jakarta 2022. Jika Pergubnya keluar, mereka akan langsung mengajukan gugatan ke Pengadilan
              Tata Usaha Negara (PTUN).

              Sebelumnya, Apindo juga mengimbau kepada seluruh perusahaan di DKI Jakarta tidak mengikuti
              UMP Jakarta 2022 yang ditetapkan Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, senilai Rp 4,64 juta.
              Imbauan ini menyusul adanya revisi kenaikan UMP DKI Jakarta oleh Anies dari yang hanya naik
              0,85 persen menjadi 5,1 persen atau sebesar Rp 225.667 dari UMP 2021.

              Hariyadi Sukamdani mengatakan, kenaikan upah tersebut melanggar aturan yang berlaku yakni
              PP Nomor 36 tahun 2021, sehingga pihaknya bakal menggugat Anies ke PTUN.

              "Kami imbau seluruh perusahaan di DKI Jakarta untuk tidak menerapkan revisi upah minimum
              DKI yang telah diumumkan oleh Gubernur DKI, sambil menunggu keputusan PTUN berkekuatan
              hukum tetap," kata Hariyadi. Hariyadi menuturkan, revisi besaran upah bertentangan dengan
              Pasal  29  tentang  waktu  penetapan  Upah  Minimum  yang  selambatnya  ditetapkan  pada  21
              November 2021.

              Apalagi Pemerintah Provinsi DKI Jakarta melakukan revisi secara sepihak, tanpa pendapat dunia
              usaha. Apindo DKI Jakarta yang menjadi bagian dari Dewan Pengupahan Daerah sebagai unsur
              dunia usaha (pengusaha) merass tidak diajak berpartisipasi. Dia mengimbau, pengusaha hanya
              perlu mengikuti aturan sebelumnya, yakni Keputusan Gubernur DKI Jakarta no. 1395 Tahun
              2021 yang ditetapkan tanggal 19 November 2021.

              "Jadi kita akan menunggu hasil keputusan PTUN itu dan selama menunggu, maka kami imbau
              seluruh perusahaan di DKI Jakarta tidak menerapkan revisi tersebut, karena sudah melanggar
              ketentuan PP," beber dia.

              Lebih  lanjut  dia  meminta  Kementerian  Ketenagakerjaan  (Kemenaker)  untuk  memberi  sanksi
              kepada kepala daerah, dalam hal ini Anies Baswedan, karena telah melawan hukum regulasi
              ketenagakerjaan terutama dalam hal pengupahan.

              Dia pun meminta kepada Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) memberikan pembinaan atau
              sanksi kepada Anies karena tidak memahami peraturan perundangan yang berlaku.

              "Karena hal tersebut berpotensi menimbulkan iklim yang tidak kondusif bagi hubungan industrial
              dan perekonomian nasional," pungkas Hariyadi.



                                                           175
   171   172   173   174   175   176   177   178   179   180   181