Page 191 - E-KLIPING KETENAGAKERJAAN 21 DESEMBER 2021
P. 191
"Semakin tinggi kenaikan upah, maka bisa meningkatkan daya beli masyarakat, dan akan
mendorong permintaan masyarakat," ujar Bhima kepada Kontan.co.id, Senin (20/12/2021).
Ini pun kemudian memberikan efek multiplier, yaitu meningkatnya konsumsi rumah tangga DKI
Jakarta yang juga memberi sumbangan kepada konsumsi rumah tangga secara nasional.
Apalagi, data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan, rata-rata sumbangan pertumbuhan
konsumsi rumah tangga daerah DKI Jakarta selama 6 tahun terakhir terhadap pertumbuhan
konsumsi rumah tangga nasional mencapai 18,95%.
2022 Tentu ini akan menjadi angin segar bagi prospek pertumbuhan ekonomi karena konsumsi
rumah tangga merupakan motor penggerak terbesar pertumbuhan ekonomi.
Bhima kemudian mengimbau, langkah peningkatan UMP ini kemudian ditiru dan diikuti oleh
kepala-kepala daerah lainnya. Sehingga, pemulihan akan semakin terasa.
Selain berpotensi meningkatan pertumbuhan ekonomi, Bhima memandang, kenaikan UMP ini
akan melindungi masyarakat pekerja dari peningkatan inflasi di tahun 2022.
Bhima khawatir, inflasi pada tahun depan bisa tembus 5%, alias di atas kisaran sasaran Bank
Indonesia (BI) yang sebesar 3% plus minus 1%. Peningkatan inflasi yang sangat signifikan ini
dipengaruhi oleh beberapa hal.
Pertama, potensi kenaikan tarif listrik dan bahan bakar minyak (BBM) non subsidi melihat
perkembangan harga minyak mentah dunia alias tren peningkatan harga energi.
Kedua, potensi peningkatan harga inflasi pangan karena ancaman persediaan dari cuaca
ekstrem, badai LaNina, serta peningkatan harga internasional yang memengaruhi barang-barang
pangan seperti contohnya minyak goreng.
Ketiga, peningkatan harga imported inflation karena efek pengurangan penambahan likuiditas
(tapering off) dari bank-bank sentral yang memberi tekanan eksternal pada nilai tukar rupiah.
Ini pun memengaruhi harga-harga barang yang diimpor.
Keempat, tren kenaikan suku bunga bisa mendoorng terjadi inflasi karena ada peningkatan cost
of borrowing. Pengusaha pun bisa saja meneruskan ini pada konsumen.
Kelima, kebijakan peningkatan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) menjadi 11% dan juga ada
potensi kenaikan cukai rokok yang tentu saja ini akan memberikan sumbangan kepada
peningkatan inflasi.
"Jadi, peningkatan UMP ini akan melindungi pekerja yang rentan dari peningkatan inlfasi
tersebut. Karena kalau inflasi meningkat, bisa saja ada imbas yang cukup signifikan terhadap
penurunan daya beli, khususnya daya beli kelas menengah," tandas Bhima.
Sumber: Kontan.
190