Page 24 - E-KLIPING KETENAGAKERJAAN 21 DESEMBER 2021
P. 24

"Sebetulnya tidak ada diskusi lagi, orang sudah diputus pada 21 november lalu. Dan pada PP
              No.36 itu tidak ada perubahan, kalau sudah diputuskan ya sudah," jelasnya.
              Selain  itu,  Hariyadi  juga  meminta  Kementerian  Ketenagakerjaan  (Kemenaker)  agar  memberi
              sanksi  kepada  Gubernur  DKI  Jakarta.  Hariyadi  menilai,  Anies  telah  melawan  hukum  soal
              pengupahan dengan merevisi kenaikan upah minimum provinsi (UMP) 2022 DKI Jakarta menjadi
              5,1 persen dari sebelumnya 0,85 persen.

              "Karena hal itu berpotensi menimbulkan iklim tidak kondusif," tegasnya.

              Dia  menambahkan,  dengan  adanya  revisi  dari  Anies  itu,  upaya  untuk  mengimplementasikan
              jaring pengaman sosial (JPS) bagi pekerja pemula tanpa pengalaman sulit dilakukan. Khususnya,
              ketika struktur skala upah di DKI semakin tidak jelas dengan JPS yang terabaikan.

              "Karenanya, kami meminta Kemenaker untuk memberikan sanksi kepada kepala daerah yang
              telah melawan hukum regulasi," jelasnya.

              Tak hanya itu, Apindo juga meminta menteri dalam negeri memberikan pembinaan dan sanksi
              kepada kepala daerah yang melanggar, termasuk Anies. Utamanya, karena telah melemahkan
              sistem pemerintahan.

              "Sebagaimana  amanat  UU  No.23  Tahun  2014  pasal  272,  Pemerintah  Pusat  melakukan
              pembinaan dan pengawasan terhadap Pemerintah Daerah," ucap Heriyadi.

              Lebih jauh, dengan adanya keputusan Anies untuk merevisi besaran nilai UMP pada 2022, pihak
              Apindo, mengimbau perusahaan di Jakarta mengabaikannya. Hal itu, kata dia sembari menunggu
              keputusan PTUN yang berkekuatan hukum tetap.

              "Namun, tetap mengikuti Kepgub DKI Jakarta No. 1395 Tahun 2021 pada 19 November lalu, di
              mana kenaikan UMP 0,85 persen," katanya.

              Menanggapi  desakan  dari  kalangan  pengusaha,  Kementerian  Ketenagakerjaan  (Kemenaker)
              akan berkoordinasi dengan Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) untuk memastikan apakah
              Anies Baswedan telah melanggar aturan atau tidak terkait revisi kenaikan UMP DKI Jakarta 2022.

              "Pada prinsipnya, kami akan mengkoordinasikan hal-hal yang bertentangan dengan kebijakan
              dengan Kemendagri," kata Kepala Biro Humas Kemenaker, Chairul Fadhly Harahap ketika ditanya
              sanksi untuk Anies.

              Sanksi terhadap Anies, kata dia, akan diberikan Kemendagri. Sebab, semua hal yang menyangkut
              pemerintah daerah berada di bawah kewenangan Kemendagri. Bentuk sanksinya diatur dalam
              UU Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah.

              UU Nomor 23 Tahun 2014 mengatur, gubernur yang tak menjalankan program strategis nasional
              dapat dijatuhi sanksi berupa teguran tertulis, pemberhentian sementara, dan pemberhentian
              permanen.
              Chairul  menjelaskan,  penetapan  UMP  2022  memang  merupakan  program  strategis  nasional.
              Dalam prosesnya, penetapan UMP 2022 harus mengacu pada Peraturan Pemerintah (PP) Nomor
              36 tahun 2021 tentang Pengupahan.

              Menurut Chairul, Gubernur Anies telah melanggar PP tersebut dalam menetapkan UMP DKI 2022.
              Untuk diketahui, jika mengacu pada formula dalam PP 36, UMP DKI hanya naik 0,85 persen,
              bukan 5,1 persen.




                                                           23
   19   20   21   22   23   24   25   26   27   28   29