Page 339 - E-KLIPING KETENAGAKERJAAN 21 DESEMBER 2021
P. 339

REVISI UMP DKI JAKARTA DINILAI MELAWAN HUKUM, MENDAGRI HINGGA
              MENAKER DIMINTA SANKSI ANIES BASWEDAN
              - Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) bersama Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia
              meminta Gubernur Anies Baswedan dikenai sanksi atas keputusannya merevisi upah minimun
              provins ( UMP ) DKI Jakarta tahun 2022.

              Atas putusan revisi UMP DKI Jakarta tersebut, kalangan pengusaha itu meminta Menteri Dalam
              Negeri ( Mendagri ) dan Menteri Ketenagakerjaan ( Menaker ) memberikan sanksi kepada Anies
              Baswedan.

              Ketua  Umum  Apindo  Hariyadi  Sukamdani  menuturkan  bahwa  permintaan  pemberian  sanksi
              terhadap Anies Baswedan itu karena dinilai telah melawan hukum regulasi ketenagakerjaan.

              "Apindo  bersama  Kadin,  meminta  Kementerian  Ketenagakerjaan  untuk  memberikan  sanksi
              kepada kepala daerah yang telah melawan hukum regulasi ketenagakerjaan, terutama dalam
              hal pengupahan," kata Hariyadi Sukamdani dalam konferensi pers pada Senin,  20 Desember
              2021.

              Dilansir  Pikiran-Rakyat.com  dari  Antara,  keputusan  merevisi  UMP  itu,  tutur  Haryadi  karena
              berpotensi  menimbulkan  iklim  tidak  kondusif  bagi  hubungan  industrial  dan  perekonomian
              nasional.

              Hariyadi mengatakan dunia usaha juga meminta kepada Mendagri, agar memberikan pembinaan
              atau  saknsi  kepada  kepala  daerah  yang  tidak  memahami  peraturan  perundangan  sehingga
              mengakibatkan melemahnya sistem pemerintahan, sebagaimana amanat UU 23 tahun 2014,
              Pasal 373.

              Selain itu, kalangan pengusaha juga rencananya akan melakukan gugatan terkait aturan revisi
              UMP tersebut ke Pegadilan Tinggi Usaha Negara (PTUN) yang dikoordinasikan oleh Apindo DKI
              Jakarta.

              Akan tetapi, Hariyadi menyebut bahwa rencana gugatan ke PTUN itu akan dilakukan setelah
              revisi UMP resmi diatur dalam Peraturan Gubernur (Pergub) terbit.

              Dalam pernyataan itu, Hariyadi pun mengimbau kepada para pengusaha agar tidak menerapkan
              revisi UMP sebagaimana yang telah diumumkan oleh Gubernur Anies Baswedan baru-baru ini.

              "Kami  juga  mengimbau  perusahaan  untuk  tidak  menerapkan  revisi  UMP  DKI  yang  telah
              diumumkan  Gubernur  DKI  sambil  menunggu  keputusan  PTUN  berkekuatan  hukum  tetap,"
              katanya.

              Sementara  itu,  dalam  kesempatan  yang  sama,  Wakil  Ketua  Umum  Kadin  Indonesia  Bidang
              Ketenagakerjaan Adi Mahfudz menilai bahwa putusan revisi UMP DKI Jakarta itu keluar dari jalur
              yang telah disepakati bersama.

              Ia menyebut bahwa keputusan Anies untuk merevisi UMP tersebut sangat disayangkan, karena
              hal itu akan berdampak pada kepastian hukum dalam berinvestasi.

              "Sangat aneh Pak Gubernur menetapkan jilid kedua, mungkin ada jilid ketiga lagi. Ini sekiranya
              yang sangat disayangkan. Kami hanya membutuhkan kepastian hukum, tidak berubah-ubah,"
              ucapnya.

              Ia berujar bukan masalah naik turunnya, tetapi dengan adanya perubahan tersebut, pihaknya,
              selaku pelaku usaha kurang bisa memproyeksikan jalannya usaha itu.


                                                           338
   334   335   336   337   338   339   340   341   342   343   344