Page 37 - E-KLIPING KETENAGAKERJAAN 21 DESEMBER 2021
P. 37
Judul Kalangan Pengusaha Merasa Bingung
Nama Media Ekonomi Neraca
Newstrend Upah Minimum 2022
Halaman/URL Pg1
Jurnalis bari
Tanggal 2021-12-21 07:29:00
Ukuran 210x194mmk
Warna Hitam/Putih
AD Value Rp 10.500.000
News Value Rp 105.000.000
Kategori Ditjen PHI & Jamsos, Non Rilis
Layanan Korporasi
Sentimen Negatif
Ringkasan
Wakil Ketua Umum Kadin Indonesia Bidang Ketenagakerjaan, Adi Mahfudz mengaku sangat
kebingungan dengan revisi upah minimum provinsi (UMP) DKI Jakarta di 2022 yang dilakukan
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan. Sementara itu, Ketua Umum Asosiasi Pengusaha
Indonesia (Apindo) Hariyadi Sukamdani menyatakan, pihaknya akan menggugat kenaikan UMP
DKI tersebut ke Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN).
KALANGAN PENGUSAHA MERASA BINGUNG
DAMPAK REVISI UMP DKI JAKARTA 2022:
Jakarta-Wakil Ketua Umum Kadin Indonesia Bidang Ketenagakerjaan, Adi Mahfudz mengaku
sangat kebingungan dengan revisi upah minimum provinsi (UMP) DKI Jakarta di 2022 yang
dilakukan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.
Sementara itu, Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Hariyadi Sukamdani
menyatakan, pihaknya akan menggugat kenaikan UMP DKI tersebut ke Pengadilan Tata Usaha
Negara (PTUN).
Menurut Adi, putusan itu akan merusak sistem arus cas (cashflow) perusahaan, utamanya dalam
hal pemberian upah pekerja. "Sangat membingungkan. Jadi proyeksi kami, cashflow in/out-nya
jadi enggak karuan," ujarnya dalam sesi teleconference, Senin (20/12).
Tidak hanya pengusaha, revisi kenaikan UMP DKI Jakarta ini juga akan berdampak kepada
investor. Terlebih keputusan. tersebut tidak punya kepastian hukum, dan bertentangan dengan
Peraturan Pemerintah (PP) No. 36/2021 tentang Pengupahan.
"Karena apa, sebetulnya investor dan kami selaku pelaku usaha itu kan satu kata kunci, ada;
kepastian hukum. Kepastian itu tidak berubah-ubah maksudnya. Nah, ini pak Anies berubah-
ubah," keluh dia.
Menurut dia, penetapan UMP seharusnya berdasarkan kesepakatan tripartit antara pemerintah,
dunia usaha dan pekerja, Adi pun menolak skema bipartit atau musyawarah informal untuk
36