Page 375 - E-KLIPING KETENAGAKERJAAN 21 DESEMBER 2021
P. 375

Terlebih, berdasarkan informasi yang beredar, penetapan UMP tidak sesuai dengan regulasi yang
              ada, yaitu PP nomor 36 tahun 2021 tentang Pengupahan, yang merupakan aturan pelaksana UU
              nomor 11 tahun 2020 tentang Cipta Kerja.

              Chairul menyebut, Kemnaker bersama kepala daerah mesti tunduk dan taat untuk melaksanakan
              UU  dan  aturan  pelaksananya.  Sebab  itu,  setiap kepala  daerah  menerbitkan  kebijakan,  mesti
              berpedoman pada sistem hukum dan ketatanegaraan.

              Artinya, kebijakan pengupahan juga perlu dilaksanakan sesuai regulasi yakni UU nomor 11 tahun
              2020 tentang Cipta Kerja dan PP nomor 36 tahun 2021 tentang Pengupahan.

              "Pelaksanaan yang ditetapkan tidak sesuai perundang-undangan berarti bertentangan dengan
              UU atau tidak sesuai dengan regulasi yang diatur," ujar Chairul.

              Lebih lanjut Chairul mengatakan, pihaknya belum mengetahui apakah kebijakan revisi UMP 2022
              yang dilakukan Pemprov DKI Jakarta akan dilakukan atau tidak.

              Chairul  mengatakan,  Kemnaker  menjunjung  tinggi PP  36/2021 dalam pelaksanaan  kebijakan
              pengupahan.

              "Bagaimana berkaitan dengan kepala daerah yang tidak melaksanakan itu, itu kan nanti diatur
              kembali  dalam  konteks  UU  23/2014  tentang  pemerintah  daerah,  bagaimana  hal  ini  dan
              konsekuensinya," ucap Chairul.

              Sebelumnya,  Gubernur  DKI  Jakarta  Anies  Baswedan  mengambil  keputusan  merevisi  dan
              menaikkan upah minimum provinsi (UMP) tahun 2022 sebesar 5,1 persen menjadi Rp 4.641.854.

              Anies mengatakan, keputusan menaikkan UMP DKI Jakarta menjunjung asas keadilan bagi pihak
              pekerja, perusahaan dan pemprov DKI Jakarta. Sebagai gambaran, pada tahun tahun sebelum
              pandemi Covid-19, rata-rata kenaikan UMP di DKI Jakarta selama 6 tahun terakhir adalah 8,6
              persen.

              "Dengan  kenaikan  Rp  225  ribu  per  bulan,  maka  saudara-saudara  kita,  para  pekerja  dapat
              menggunakannya  sebagai  tambahan  untuk  keperluan  sehari-hari.  Yang  lebih  penting  adalah
              melalui kenaikan UMP yang layak ini, kami berharap daya beli masyarakat atau pekerja tidak
              turun," ujar Gubernur Anies dalam keterangan tertulisnya, Sabtu (18/12/2021).

              (Vendy  Yhulia  Susanto)  Artikel  ini  telah  tayang  di  Kontan.co.id  dengan  judul:  Kemnaker
              Sayangkan Langkah Anies Baswedan Naikkan UMP DKI Jakarta 2022.

























                                                           374
   370   371   372   373   374   375   376   377   378   379   380