Page 82 - E-KLIPING KETENAGAKERJAAN 21 DESEMBER 2021
P. 82

Seperti  diketahui,  pada  Sabtu,  18  Desember,  Anies  mengubah  besaran  kenaikan  UMP  2022
              sebesar 5,1 persen atau Rp 225.667. Sehingga besaran UMP 2022 menjadi Rp 4.641.854.
              Terjadi  kenaikan  upah  cukup  signifikan  dibandingkan  keputusan  Anies  sebelumnya.  Pada  22
              November, Anies menetapkan kenaikan UMP 2022 sebesar 0,85 persen atau Rp 37.748 saja.
              Kenaikkan 0,85 persen inilah yang sesuai dengan formula PP 36.

              Anies dibela kelompok buruh Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) mengecam rencana
              Asosiasi  Pengusaha  Indonesia  (Apindo)  untuk  menggugat  Gubernur  Anies  Baswedan  terkait
              kenaikan  upah  minimum  provinsi  (UMP)  DKI  sebesar  5,1  persen.  Presiden  KSPI  Said  Iqbal
              menyebut, rencana Apindo itu bakal membuat buruh marah dan turun ke jalan secara masif.

              "KSPI  dan  buruh  Indonesia  menyesalkan  dan  mengecam  rencana  Apindo  menggugat  surat
              keputusan (SK) Gubernur tentang upah minimum tahun 2022 ke Pengadilan Tata Usaha Negara
              (PTUN). Karena, rencana itu akan menimbulkan eskalasi aksi buruh yang meluas tidak hanya di
              DKI, tapi di seluruh Indonesia," kata Said dalam konferensi pers daring, Senin (20/12).
              Menurut Said, langkah Anies merevisi kenaikan UMP menjadi 5,1 persen dari sebelumnya 0,85
              persen  sudah  tepat.  Sebab,  keputusan  itu  dibuat  dengan  turut  mempertimbangkan  proyeksi
              pertumbuhan ekonomi nasional 2022 sebesar 4-5 persen.

              "Agar pertumbuhan ekonomi itu bisa dinikmati rakyatnya, maka Gubernur Anies menyesuaikan
              kenaikan UMP jadi 5,1 persen," ungkap Said.

              Tak hanya itu saja, KSPI juga mendesak Pemerintah Provinsi Jawa Barat dan Banten meniru
              langkah Gubernur DKI Jakarta merevisi kenaikan UMP 2022.

              "Kami  minta  dengan  hormat  kepada  Gubernur  Jawa  Barat  dan  Gubernur  Banten  untuk
              menaikkan UMK, bukan UMP," kata Ketua KSPI Said Iqbal.
              Said meminta Ridwan Kamil menaikkan UMK karena 15 dari total 27 kabupaten/kota di Jawa
              Barat  telah  mengajukan  nilai  UMK  2022.  Dia  mengeklaim,  pemimpin  15  kabupaten/kota  itu
              mengajukan kenaikan UMK dengan rata-rata 5-6 persen.

              Said lantas mengingatkan agar Ridwan Kamil tak lagi bermain politik dalam menetapkan besaran
              upah 2022. Sebab, Said menilai Ridwan Kamil menaikkan UMP sesuai ketentuan pemerintah
              pusat hanya demi mendapatkan dukungan untuk jadi calon presiden.

              "Gubernur  Jawa  Barat  jangan  berpolitik  demi  mendapatkan  dukungan  partai  politik  nasional
              untuk dapat tiket calon presiden dan untuk dapat pencitraan dari pemerintah pusat. (Di lain sisi),
              hak-hak buruh secara ekonomi dan kesejahteraan diabaikan," ujar Said.

              Hal senada juga disampaikan KSPI Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) yang meminta Sri Sultan
              Hamengku Buwono X selaku Gubernur DIY untuk merevisi Upah Minimum Provinsi (UMP) dan
              Upah Minimum Kabupaten/Kota (UMK) tahun 2022.

              "DIY sebagai daerah istimewa layaknya daerah khusus ibukota, akan sangat baik bagi warganya
              jika Gubernur DIY mengikuti langkah Gubernur DKI yaitu merevisi besaran UMP dan UMK DIY
              2022," kata Ketua KSPSI DIY, Irsad Ade Irawan saat dikonfirmasi Republika.co.id, Senin (20/12).

              Irsad menyebut, sudah sewajarnya revisi UMP dan UMK ini dilakukan oleh Pemerintah Daerah
              (Pemda) DIY. Mengingat, Mahkamah Agung (MK) juga telah memutuskan bahwa UU Nomor 11
              Tahun 2020 tentang Cipta Kerja sebagai dasar penetapan UMP/UMK bertentangan dengan UUD
              1945.




                                                           81
   77   78   79   80   81   82   83   84   85   86   87