Page 251 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 12 OKTOBER 2020
P. 251

HOTMAN PARIS PERLIHATKAN SALINAN OMNIBUS LAW, KIRIM PESAN TERBUKA
              KE ANGGOTA DPR
              Pengesahan Undang-undang Cipta Kerja atau Omnibus Law oleh DPR RI baru-baru ini memantik
              gelombang protes. Masyarakat hingga sejumlah figur publik bereaksi. Salah satunya,  Hotman
              Paris  Hutapea.

              Sabtu (10/10/2020),  Hotman Paris  memberikan perspektif seputar Omnibus Law, nasib buruh
              yang  menuntut  pesangon,  hingga  proses  peradilan  yang  menyertainya.  Ia  mengirim  pesan
              terbuka ke pihak terkait.

              Selain Menteri Tenaga Kerja Republik Indonesia Ida Fauziyah,  Hotman Paris  menyenggol para
              anggota DPR RI. Sebuah video memperlihatkan Hotman Paris duduk menghadap meja dengan
              setumpuk kertas.

              Tumpukan kertas itu diduga salinan Undang-undang Cipta Kerja alias Omnibus Law. Sejumlah
              media nasional menyebut salinan Omnibus Law tebalnya seribu halaman lebih. Bahkan ada yang
              menyebut 1.028 halaman.

              "Hotman  Paris  dengan  Undang-undang  Cipta  Kerja  Omnibus  Law.  Rekan-rekan  saya  para
              pengacara,  mantan  pengacara  yang  sekarang  jadi  anggota  DPR," sapa  Hotman Paris  sambil
              menunjuk setumpuk kertas yang telah ditandai.

              "Anda tahu, yang menjadi problem itu adalah pelaksanaan. Seorang buruh yang gajinya cuma 5
              juta sebulan, kalau di-PHK, kalau dia menuntut pesangon, prosesnya lama," ia melanjutkan.

              Presenter Hotroom  dan  Hotman Paris Show  membeberkan, pesangon diperjuangkan buruh
              dari  Departemen  Tenaga  Kerja  lalu  ke  Pengadilan  hingga  Mahkamah  Agung.  Prosesnya
              menahun.
              "Di Depnaker, di Pengadilan, bisa kasasi sampai PK bisa sampai dua tahun. Jadi harus segera
              dibuat undang-undang, bahwa perkara soal pesangon harus putus dalam tempo satu bulan,"
              urai Hotman Paris.

              "Kenapa di Pengadilan Niaga perkara kepailitan yang triliunan, perintah undang-undang harus
              putus dalam temnpo 60 hari. Bahkan PKPU, PKPU dalam Pengadilan Niaga yang triliunan harus
              putus dalam 20 hari," imbuhnya.

              Sebagai informasi PKPU adalah Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang. Di pengujung pesan
              terbukanya, Hotman Paris menyarankan, "Coba dibikin seperti itu dalam perkara pesangon, pasti
              akan  ada  keberadilan."    Seperti  diketahui,  sejumlah  figur  publik  ikut  meluapkan  keresahan
              mereka  atas  Omnibus  Law  dari  mencuit  di  medsos  hingga  turun  ke  jalan  bersama  para
              demonstran. Salah satu yang turun ke jalan, Jefri Nichol.



















                                                           250
   246   247   248   249   250   251   252   253   254   255   256