Page 490 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 12 OKTOBER 2020
P. 490

"Saya akan angkat jempol, dua jempol, kalau DPR bisa selesaikan ini dalam 100 hari," ujar Jokowi
              dalam pertemanan tahunan industri keuangan 2020 pada pertengahan Januari.
              Pada 12 Februari 2020, draf RUU Cipta Kerja yang disusun oleh pemerintah akhirnya rampung.

              Pemerintah  mengeklaim,  penyusunan  RUU  tersebut  sudah  melibatkan  berbagai  pemangku
              kepentingan, termasuk pengusaha dan buruh.

              Melalui  Menteri  Koordinator  Perekonomian  Airlangga  Hartarto  dan  Menteri  Tenaga  Kerja  Ida
              Fauziah, draf RUU tersebut diserahkan kepada DPR.
              Ikut Demo Tolak UU Cipta Kerja karena Diajak Lewat WA, Polrestabes Palembang Bebaskan 167
              Pelajar  Aksi Polisi Pukuli Satpam Unisba saat Demo Tolak UU Cipta Kerja Terekam CCTV, Beredar
              di Medsos  Pemerintah sempat mengubah nama RUU itu menjadi RUU Cipta Kerja.

              Kata "lapangan" dalam penamaan sebelumnya diputuskan untuk dihapus.

              RUU ini kemudian mulai dibahas DPR pada 2 April 2020 dalam Rapat Paripurna ke-13.
              UU Cipta Kerja Dinilai Berpotensi Perbudak Bangsa


              Anggota Badan Legislasi (Baleg) DPR RI Fraksi PKS, Bukhori Yusuf mengatakan, UU Cipta Kerja
              yang baru saja disahkan menyimpan potensi ancaman terhadap kedaulatan bangsa.

              Seperti yang diberitakan Tribunnews sebelumnya, terdapat dua isu utama yang menjadi sorotan
              Fraksi PKS, yakni kedaulatan Sumber Daya Manusia (SDM) dan kedaulatan Sumber Daya Alam
              (SDA).

              Bukhori menyebutkan, ia menyoroti isu terkait kedaulatan SDM, dalam hal ini kedudukan kaum
              pekerja yang terancam dieksploitasi oleh kaum pemilik modal.

              "Pengesahan RUU Cipta Kerja seolah tusukan dari belakang di tengah perjuangan masyarakat
              kita yang sedang sulit karena harus menghadapi pandemi."  "Harga diri bangsa kita, khususnya
              para  kaum  pekerja,  terancam  diinjak-injak  oleh  kepentingan  kaum  kapitalis  yang  tengah
              bersorak sorai."  "Mereka tengah bersuka cita karena pada akhirnya bisa menghisap habis tenaga
              kaum buruh di segala jenis pekerjaan tanpa terkecuali melalui status kontrak seumur hidup,"
              kata Bukhori melalui keterangannya, Jumat (9/10/2020).

              Ace Hasan Bantah Tuduhan Pembahasan UU Cipta Kerja Tak Libatkan Organisasi Pekerja dan
              Buruh  Pemerintah Pastikan Izin AMDAL Tidak Dihapus di UU Cipta Kerja  Ketua DPP PKS ini
              menjelaskan alasannya terkait UU Cipta Kerja yang berpotensi memperbudak bangsa sendiri.

              Ia  menilai,  melalui  UU  Cipta  Kerja,  ketentuan  outsourcing  (pemborongan  pekerjaan)  bisa
              diterapkan di semua jenis pekerjaan.

              Bukhori menjelaskan, dalam Pasal 65 UU No 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan, ketentuan
              terkait  pemborongan  pekerjaan  (outsourcing)  dapat  dilakukan  sepanjang  memenuhi  syarat
              berikut:    (1)  dilakukan secara  terpisah  dari  kegiatan  utama;    (2)  dilakukan  dengan perintah
              langsung  atau  tidak  langsung  dari  pemberi  pekerjaan;    (3)  merupakan  kegiatan  penunjang
              perusahaan secara keseluruhan;  (4) tidak menghambat proses produksi secara langsung.
              "Celakanya, di dalam Omnibus Law UU Cipta Kerja justru menghapus pasal tersebut (red; pasal
              65 UU 13/2003) yang memberikan batasan terhadap outsourcing."  "Artinya, outsourcing bisa
              bebas diterapkan di semua jenis pekerjaan tanpa terkecuali," ucapnya.





                                                           489
   485   486   487   488   489   490   491   492   493   494   495