Page 491 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 12 OKTOBER 2020
P. 491

Padahal,  lanjut  dia,  dalam  UU  13  Tahun  2003,  outsourcing  hanya  dibatasi  di  5  (lima)  jenis
              pekerjaan, (cleaning service, keamanan, transportasi, catering, dan jasa migas pertambangan)
              sebagaimana telah diatur dalam Pasal 66 Ayat (1).

              3 Jurnalis Persma PNJ Hilang Kontak Saat Meliput Demonstrasi Tolak UU Cipta Kerja  907 Peserta
              Unjuk Rasa Tolak UU Cipta Kerja Dibebaskan Polisi, Sebagiannya Masih Ditahan  "Sedangkan
              dalam Omnibus Law Pasal 66 ayat (1) tersebut dihapus. Artinya, semua jenis pekerjaan bisa di-
              outsourcing sehingga membuka ruang yang besar bagi perbudakan modern (modern slavery)."
              "Konsekuensinya, apabila outsourcing dibebaskan, maka hilang job security dan kepastian bagi
              buruh untuk memperoleh jaminan kerja yang memadai," katanya.

              "Hidup mereka tidak tenang karena selalui diliputi kecemasan dan ancaman pemutusan kerja
              sepihak  sewaktu-waktu."    "Maka  sudah  semestinya  Negara  hadir  melindungi  rakyatnya  dari
              perdagangan  tenaga  manusia  oleh  agen  outsourcing  ini  dan  secara  serius  memperjuangkan
              masa depan yang layak bagi kaum pekerja. Karena itu, saya meminta agar kita kembali pada UU
              No 13/2003," imbuhnya.

              Sementara  di  kedaulatan  SDA,  ia  menyebutkan  bahwa  pengesahan  omnibus  law  memaksa
              kehidupan petani semakin terancam oleh pembukaan keran impor untuk kebutuhan pangan.


              Pasalnya, omnibus law berdampak juga pada pasal UU No. 18/2012 tentang pangan.
              Sebelumnya,  ketentuan  Pasal  1  angka  7  UU  No.  18/2012  tentang  pangan  disebutkan:
              "Ketersediaan Pangan adalah kondisi tersedianya pangan dalam negeri dan cadangan pangan
              nasional yang bersumber dari hasil produksi dalam negeri dan atau impor apabila sumber utama
              tidak dapat memenuhi kebutuhan."  Akan tetapi di dalam omnibus law tersebut, ketentuan itu
              berubah menjadi:  "Ketersediaan Pangan adalah kondisi tersedianya pangan dari hasil produksi
              dalam negeri, cadangan pangan nasional, dan impor pangan."  KLHK: Perhutanan Sosial Masuk
              di UU Cipta Kerja, Wujud Nyata Keberpihakan Pemerintah  Sikapi Aksi Demo UU Cipta Kerja,
              Ridwan  Kamil  Temui  Massa  hingga  Kirim  Surat  untuk  Presiden  Jokowi    "Jika  dicermati  lebih
              dalam, ketentuan baru versi UU Cipta Kerja seolah meligitimasi impor pangan sebagai sumber
              utama penyediaan pangan dalam negeri."  "Padahal di UU eksisting, pilihan impor pangan hanya
              diambil apabila sumber utama belum memenuhi kebutuhan dalam negeri."  "Konsekuensinya,
              industri  pertanian  dalam  negeri  terancam,  khususnya  kesejahteraan  petani  yang  kelak
              terabaikan," kata Bukhori.

              "Sehingga  semakin  jelas  terlihat,  bahwa  Omnibus  Law  telah  menghilangkan  keberpihakan
              Negara terhadap kepentingan anak bangsa untuk berdaulat di atas negeri sendiri," imbuhnya.

























                                                           490
   486   487   488   489   490   491   492   493   494   495   496