Page 613 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 12 OKTOBER 2020
P. 613

Rancangan Undang-Undang Cipta Kerja yang disebut Omnibus Law telah disahkan pada Senin
              (5/10/2020)  kemarin.  Pemerintah  mengatakan,  perubahan  diperlukan  untuk  membantu
              perekonomian Indoneisa yang terpukul parah karena pandemi Covid-19.

              Di  Ibu  Kota  Jakarta,  demonstrasi  memanas,  diikuti  kota-kota  lain  seperti  Bandung  yang
              melakukan aksi damai sejak awal pekan.

              Aparat kepolisian menahan sekira 400 pengunjuk rasa, termasuk beberapa oknum yang diduga
              dipersenjatai dengan bom molotov dan senjata tajam.

              Omnibus  Law    UU  Cipta  Kerja    Lebih  jauh,  Omnius  Law  yang  panjangnya  lebih  dari  1.000
              halaman, mengubah 79 Undang-Undang yang ada.

              Omnibus Law disahkan dengan dukungan tujuh dari sembilan partai, di antaranya PDIP, Golkar,
              Gerindra, Nasdem, PKB, PAN, PPP. Sementara, Partai Demokrat dan PKS menolak pengesahkan
              Omnibus Law  dalam rapat RUU Cipta Kerja.

              Bahkan, Anggota DPR dari Partai Demokrat memilih walk-out dari rapat tersebut.

              Mengapa  Omnibus Law  Diberlakukan?  Omnibus Law ini ditujukan untuk merelaksasi jaringan
              bisnis yang kompleks, ketenagakerjaan dan hukum lingungan di Indonesia, dalam upaya untuk
              menarik investasi dan merangsang ekonomi.

              Presiden  Joko  Widodo  (Jokowi)  dalam  wawancara  Januari  lalu  mengatakan  kepada  BBC,
              Omnibus Law  menghapus birokrasi dan membuka perekonomian untuk investasi asing.

              "Kami ingin mempermudah (proses) perizinan dan birokrasi, kami ingin kecepatan, sehingga
              diperlukan harmonisasi hukum untuk menciptakan pelayanan yang cepat, pembuatan kebijakan
              yang cepat, agar Indonesia lebih cepat merespon setiap perubahan dunia," terang Jokowi.

              Untuk dicatat, pada kuartal kedua tahun ini, ekonomi Indonesia, yang terbesar di Asia Tenggara
              dilaporkan menyusut 5,3 persen.
              Omnibus Law Bawa Perubahan Apa?  Lebih lanjut, selain menghapus birokrasi,  Omnibus Law
              membuat perubahan signifikan pada peraturan ketenagakerjaan Indonesia.

              Omnibus Law menghapus upah minimum.

              Dengan diterapkannya Omninus Law, pesangon bagi karyawan akan dikurangi hingga maksimum
              19 bulan gaji.

              Tergantung pada berapa lama karyawan tersebut memiliki pekerjaan itu.

              Sebelumnya pesangon yang diterima karyawan maksimal gaji 32 bulan.
              Kemudian, jam lembur yang diizinkan akan ditingkatkan menjadi maksimal empat jam dalam
              satu hari dan 18 jam seminggu.

              Pelaku bisnis hanya memberi pekerja satu hari libur dalam seminggu, bukan dua hari.

              Pembatasan  outsourcing  juga telah dikurangi, seperti halnya pembatasan pekerjaan di mana
              ekspatriat  (pekerja asing) dapat bekerja.
              Omnibus Law juga melonggarkan standar lingkungan, hanya memaksa bisnis untuk mengajukan
              analisis dampak lingkungan jika proyek mereka dianggap berisiko tinggi.

              (Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani).


                                                           612
   608   609   610   611   612   613   614   615   616   617   618