Page 195 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 19 OKTOBER 2020
P. 195

Olivia  menyebut  Omnibus  Law  mewajibkan  fasilitas  kesehatan  memperoleh  izin  usaha  dari
              pemerintah pusat dan daerah sesuai kewenangan. Namun, CISDI menangkap bahwa dominasi
              pemerintah pusat dalam setiap pengambilan keputusan menjadi narasi utama Omnibus Law.

              Contohnya saja perizinan satu pintu yang harus melalui sistem perizinan online (Online Single
              Submission  atau  OSS)  yang  berada  di  bawah  kendali  Badan  Koordinasi  Penanaman  Modal
              (BKPM).

              Dalam situasi pandemi seperti sekarang ini, kata Olivia, proses birokrasi yang terpusat berpotensi
              menciptakan backlog pada setiap pengambilan keputusan di sektor kesehatan. "Yang harusnya
              dapat dilakukan dengan cepat dan tanggap," ujarnya.

              Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati sebelumnya mengatakan penanganan Covid-19 menjadi
              salah satu kunci utama agar perekonomian mulai pulih dan bisa kembali tumbuh pada kisaran
              lima persen pada 2021.

              "Faktor yang bisa memulihkan antara lain penanganan Covid-19 yang sudah dilakukan tahun ini
              dan berlanjut di tahun depan dengan protokol kesehatan," kata Sri Mulyani dalam jumpa pers
              virtual seusai persetujuan UU APBN 2021 di Jakarta, Selasa 29 September 2020.

              Ia  memastikan  disiplin  dalam  melaksanakan  protokol  kesehatan  bisa  memulihkan  kembali
              kegiatan ekonomi maupun sosial yang selama ini terhambat seiring dengan adanya pembatasan
              sosial berskala besar di beberapa daerah terdampak.

              Selain itu, faktor pemulihan lainnya adalah ketersediaan vaksin yang saat ini sedang diupayakan
              Indonesia  bersama  dengan  institusi  internasional  lainnya,  yang  bisa  memberikan  optimisme
              terhadap membaiknya kinerja ekonomi di 2021.






































                                                           194
   190   191   192   193   194   195   196   197   198   199   200