Page 327 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 19 OKTOBER 2020
P. 327

Untuk  membaca  UU  Cipta  Kerja,  tidak  dapat  dilakukan  secara  parsial  terhadap  norma  pasal
              tertentu  (sesuai  dengan  sudut  pandang  dan  kepentingan  secara  sepihak),  melainkan  harus
              dikaitkan dengan norma pasal yang lainnya secara keseluruhan, karena norma pasal-pasal yang
              ada dalam UU Cipta Kerja merupakan satu kesatuan yang utuh, termasuk Penjelasan Umum dan
              Penjelasan Pasal yang ada dalam UU Cipta Kerja. Hanya dengan demikian akan dapat dipahami
              maksud, tujuan, serta makna yang terkandung dalam setiap pasal dan kaitannya dengan pasal-
              pasal lain. Maka dalam konteks permasalahan di atas, saya tidak dalam posisi menilai apakah
              benar ada pasal-pasal yang merugikan buruh, atau sebaliknya ada sisi positifnya bagi buruh.
              Semuanya kembali pada pihak buruh itu sendiri yang menilainya. Kalau pun buruh menilai, ada
              pasal-pasal  dalam  UU  Cipta  Kerja  yang  merugikan,  buruh  memiliki  legal  standing  untuk
              mengajukan  pengujian  secara  materiel  UU  Cipta  Kerja  terhadap  UUD  1945,  ke  Mahkamah
              Konstitusi.

              Bagaimana dengan klaim bahwa UU ini mampu menjadi landas-an dalam menciptakan lapangan
              kerja dan meningkatkan investasi?

              Secara  normatif,  ya.  Dalam  arti,  UU  Cipta  Kerja  ini  akan  mampu  menjadi  landasan  dalam
              menciptakan lapangan kerja dan meningkatkan investasi. Bahkan UU Cipta Kerja ini visioner,
              yaitu  mampu  melihat  kemungkinan  meningkatnya  pengangguran  sebagai  akibat  dari  laju
              pertumbuhan penduduk yang semakin meningkat di masa yang akan datang. Maka, kehadiran
              banyak investor diharapkan akan dapat membeiikan kontribusi bagi penciptaan lapangan kerja.
              Untuk  dapat  mewujudkan  hal  itu,  UU  Cipta  Kerjadijadikan  instrumen  untuk  mengendalikan
              regulasi dan perilaku aparat birokrasi yang menghambat terwujudnya visi UU Cipta Kerja dengan
              menggariskan  di  dalamnya  azas-azas  dan  jaminan  perlindungan  serta  prinsip  keseimbangan
              berbagai klaster yang tercakup dalam UU Cipta Kerja.

              Mungkinkah itu bisa terwujud?

              Itu sangat bergantung pada konsistensi pelaksanaan UU Cipta Kerja itu sendiri. Jadi pada tataran
              law executing, hal itu akan terjawab.

              Bagaimana  dengan  rencana  masyarakat  melakukan  judicial  review  ke  Mahkamah  Konstitusi,
              serta kemungkinan keberhasilannya?

              Pada  suatu  forum  atau  kesempatan,  saya  pernah  menawarkan  alternatif  untuk  merespons
              derasnya penolakan UU Cipta Kerja, agar presiden menerbitkan Perppu untuk menunda (bukan
              membatalkan)  UU  Cipta  Kerjaguna  memberikan  kesempatan  ke  pemerintah  dan  DPR  untuk
              mengedukasikan dan menyosialisasikan UU Cipta Kerja kepada publik. Namun, hal itu dijawab
              oleh  presiden  dalam  press  conference,  tidak  akan  menerbitkan  Perppu.  Jadi,  pilihan  bagi
              masyarakat adalah mengajukan judicial review.***























                                                           326
   322   323   324   325   326   327   328   329   330   331   332