Page 115 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 20 OKTOBER 2020
P. 115

"Kalau lihat sekarang di Jabar, inflasinya minus atau deflasi, kemudian pertumbuhan ekonominya
              juga  minus  lumayan  besar  ya.  Otomatis  kalau  perhitungan  menggunakan  permenaker  yang
              lama, maka UMP akan turun," katanya.

              Tentu  saja,  kata  Rachmat,  penurunan  UMP  sangat  tidak  diharapkan  oleh  serikat  buruh.
              Karenanya,  pihaknya  akan  terus  melakukan  konsolidasi  terbaik  supaya  bisa  ditempuh
              kesepakatan terbaik dari berbagai pihak terkait.

              "Nah  penurunan  ini  kan  pasti  tidak  mau  para  pekerja  dan  serikat.  Ini  yang  harus  kita
              konsolidasikan di Dewan Pengupahan yang terdiri dari unsur serikat pekerja dan pengusaha. Kita
              cari win-win solution yang terbaik. Kemudian di konsolidasi ini, saya akan minta dinarasumberi
              dari Kemenaker minimal eselon dua, setingkat direktur hadir, untuk bisa jelaskan kepada kita
              semua," katanya.

              Pembahasan  UMP  di  dewan  pengupahan  tingkat  pusat,  katanya,  diserahkan  kepada  tingkat
              provinsi. Pengupahan ini akan menentukan, apakah akan mengacu pada peraturan lama atau
              cari jalan lain.

              "Ya jelas kalau pemerintah kan tidak mau gaji karyawan dan buruh turun, tidak mungkin. Kalau
              naik pun pasti pengusaha juga kerepotan dengan situasi kondisi sekarang. Kita cari win-win
              solution, bagaimana dari pihak pengusaha dan serikat, kan negara kita negara musyawarah,"
              ujarnya.

              Jika serikat pekerja ingin UMP naik seperti tahun-tahun sebelumnya, yakni minimal 8 persen,
              Rachmat mengatakan mungkin banyak juga pengusaha yang bisa menyanggupinya.

              Tapi  mungkin  akan  lebih  banyak  pengusaha  yang  tidak  bisa  menyanggupinya,  yang  ujung-
              ujungnya  banyak  perusahaan  yang  tutup.  Hal  ini  akan  berdampak pada  penambahan  angka
              pengangguran yang sudah tinggi, tambah tinggi lagi.

              Mengenai poin-poin KHL yang ditetapkan Kementerian Tenaga Kerja, katanya, ditetapkan oleh
              BPS. Namun belum ditetapkan, padahal harus dihitung menggunakan data rata-rata harga per
              jenis kebutuhan.

              "Dari BPS belum ada, kan masih dihitung. Padahal sebulan sebelum jatuh tempo, ini harus sudah
              ditetapkan.  Dan  kita  tahu  kondisi  harga  sekarang  kan  dampak  Covid-19,  tidak  jelas.  Tapi
              November UMP harus disahkan. Mudah-mudahan, seminggu ini selesai, musyawarah cari yang
              terbaik. Usaha tetap jalan, pekerja buruh tetap dapat gaji yang layak untuk bisa berjalan di
              tengah deraan Covid-19," katanya. (Sam).
























                                                           114
   110   111   112   113   114   115   116   117   118   119   120