Page 207 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 20 OKTOBER 2020
P. 207

Presiden dan Wakil Presiden Joko Widodo-Maruf Amin akan genap setahun memimpin Indonesia,
              Selasa (20/10).
              Oleh  banyak  pihak  termasuk  relawan,  momen  setahun  pemerintahan  kedua  Jokowi  harus
              dijadikan bahan evaluasi. Termasuk mengaveluasi para menteri di Kabinet Indonesia Maju.

              Namun, kemungkinan itu masih bergantung pada hak prerogatif seorang Presiden yaitu Jokowi
              sendiri.

              Direktur Eksekutif Indonesia Political Review (IPR), Ujang Komarudin mengatakan, apabila benar
              ada kocok ulang kabinet, maka ada beberapa pos kementerian yang sedianya perlu diveluasi.

              Hal  itu  guna  meningkatkan  etos  kerja  kementerian  terkait  untuk  membantu  pemerintahan
              Jokowi-Maruf  dalam  menghadapi  pandemi  Covid-19  dan  dampaknya  yang  masih  menjadi
              pekerjaan rumah (PR) pemerintah.
              Lebih lanjut, Ujang Komarudin mengurai pos-pos kementerian yang dinilai memiliki kinerja yang
              tidak bagus.

              "Soal kinerja (kementerian) yang tidak bagus bisa saja yang kenak reshuffle. Seperti Menkes,
              Menkumham,  Mensos,  Mendikbud,  Menag,  Menaker,  Menparekraf,  Menteri  BUMN,  dan  tim
              Ekonomi," kata Ujang Komarudin kepada Kantor Berita Politik RMOL sesaat lalu di Jakarta, Senin
              (19/10).

              Lengkapnya, Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto, Menkumham Yasonna H. Laoly, Menteri
              Sosial Juliari Batubara, Mendikbud Nadiem Makarim, Menteri Agama Fachrul Razi, Menaker Ida
              Fauziyah, Menparekraf Wishnutama Kusubandio, Menteri BUMN Erick Thohir, dan tim ekonomi
              yang dipimpin Menkeu Sri Mulyani.

              Menurut  Ujang,  menteri-menteri  tersebut  layak  direshuflle  lantaran  dianggap  bukan  hanya
              kinerjanya kurang memuaskan, tetapi juga kerap buat gaduh dan acap kali mendapatkan kritikan
              dari publik.

              Namun begitu, menurut pengamat politik dari Universitas Al-Azhar Indonesia ini, kocok ulang
              kabinet bisa saja diundur alias molor oleh Jokowi. Pasalnya, pemerintah saat ini masih fokus
              pada UU Cipta Kerja yang massif ditolak oleh berbagai elemen masyarakat.

              "Reshuffle kemungkinan tak akan terjadi dalam waktu dekat. Karena saat ini Jokowi sedang
              pening persoalan UU Ciptaker yang ditolak mahasiswa, pelajar, dan buruh. Karena hingga kini
              demonstrasi masih dilakukan secara marathon oleh mereka," demikian Ujang Komarudin.

              EDITOR: RUSLAN TAMBAK Tag: UJANG KOMARUDIN RESHUFFFLE KABINET JOKO WIDODO .






















                                                           206
   202   203   204   205   206   207   208   209   210   211   212