Page 87 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 20 OKTOBER 2020
P. 87

Ringkasan

              Kinerja  pemerintahan  Presiden  Joko  Widodo  di  setahun  pertama  kali  ini  mendapatkan  rapor
              merah  dari  ekonom  Institute  for  Development  of  Economics  and  Finance  (Indef)  Bhima
              Yudhistira. Nilai rendah pun diberikan Bhima untuk jajaran menteri di bidang ekonomi.

              Bhima  menyoroti  kinerja  Menteri  Ketenagakerjaan  Ida  Fauziyah  yang  dianggap  kurang
              kompeten. Menurutnya, Menaker seakan alpa di tengah kondisi adanya UU Cipta Kerja dan di
              tengah banyaknya PHK. Bhima menyebut, Menaker tidak mampu menjadi mediator di tengah
              konflik  antara  pengusaha  dan  pekerja.  Bahkan,  menurut  Bhima,  pihak  yang  lebih  banyak
              menjelaskan UU Cipta Kerja justru BKPM.



              SETAHUN JOKOWI-MA'RUF AMIN, EKONOM INDEF: SEMUA MENTERI BIDANG
              EKONOMI LAYAK DIGANTI

              Kinerja  pemerintahan  Presiden  Joko  Widodo  di  setahun  pertama  kali  ini  mendapatkan  rapor
              merah  dari  ekonom  Institute  for  Development  of  Economics  and  Finance  (Indef)  Bhima
              Yudhistira. Nilai rendah pun diberikan Bhima untuk jajaran menteri di bidang ekonomi.

              "Kalau  pendapat  saya  reshuffle  total  seluruh  menteri  ekonomi,  biar  ada  kepercayaan  dan
              penyegar,  sehingga  ada  harapan  baru  dari  investor,"  kata  dia  kepada  Kontan.co.id,  Senin
              (19/10).Bhima pun menyebut, saat ini merupakan waktu yang tepat bila presiden melakukan
              reshuffle  .  Pasalnya,  perombakan  dilakukan  dalam  jangka  waktu  1  tahun  dan  menyeluruh.
              Namun,  perombakan  ini  pun  akan  baik  bila  melihat  komposisi  menteri  setelah  reshuffle
              dilakukan.

              "Ini tergantung komposisi pasca reshuffle , apakah menterinya didominasi profesional, tentu itu
              menjadi pertimbangannya. Tetapi kalau diputar-putar saja, itu-itu saja, itu tidak berpengaruh
              juga,"  jelas  dia.  Bhima  pun  berharap  bila  terjadi  perombakan  menteri,  menteri  yang  dipilih
              didominasi  oleh  pihak  yang  kompeten  dan  profesional.  Apalagi  saat  ini  Indonesia  tengah
              menghadapi kondisi extraordinary , dan membutuhkan menteri dengan kajian dan pengalaman
              yang kuat sehingga tidak perlu banyak penyesuaian.

              Terlebih sejumlah menteri dari kabinet ini banyak yang harus belajar kembali dan tidak langsung
              tancap gas ketika menjabat sebagai menteri. "Nah langsung dihajar pandemi, jadi adjusmentnya
              lambat dilakukan," jelas dia.

              Selain itu, banyaknya menteri yang berasal dari kalangan politik pun membuat kebijakan yang
              dihasilkan pada 1 tahun masa pemerintahan kurang tepat. Dia juga mengatakan menteri-menteri
              tersebut kurang sense of crisis.

              Ini terlihat dari pemerintah yang menganggap remeh Covid-19 khususnya dari segi kebijakan
              ekonomi.  Bahkan,  pemerintah  juga  sangat  optimistis  sehingga  pelaku  usaha  tidak  disiapkan
              untuk menghadapi situasi terburuk.

              Bhima  pun  memberikan  berbagai  catatan  terhadap  menteri-menteri  ekonomi.  Misalnya  pada
              Menko  Koordinator  Bidang  Perekonomian  Airlangga  Hartarto  yang  dianggap  lebih  sibuk
              membahas Undang-Undang (UU) Cipta Kerja dan melupakan paket kebijakan ekonomi I hingga
              XVI. Padahal, paket kebijakan ekonomi ini bisa ditingkatkan untuk mengurangi dampak pandemi
              Covid-19.

              Dia  juga  menilai  Kemenko perekonomian  kali  ini  belum  mampu  mengharmonisasikan  kinerja
              antara kementerian/lembaga bidang ekonomi.


                                                           86
   82   83   84   85   86   87   88   89   90   91   92