Page 262 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 21 OKTOBER 2020
P. 262

"Masa peninjauan KHL saat ini berbarengan dengan pandemi Covid-19 dan berdampak terhadap
              ekonomi, bukanlah kondisi yang diinginkan oleh semua pihak. Namun, dalam kondisi saat ini,
              pemerintah masih terus mendengar seluruh pihak terkait formulasi kebijakan pengupahan yang
              terbaik di masa pandemi Covid-19," kata Haiyani Rumondang dalam Siaran Pers Biro Humas
              Kemnaker, hari Senin (19/10/2020).

              Saat membuka Dialog Dewan Pengupahan se-Indonesia tentang hasil peninjauan komponen dan
              jenis KHL Tahun 2020 di Jakarta, Kamis (15-17/10/2020) lalu, Haiyani menjelaskan dari sudut
              pekerja/buruh,  kondisi  pandemi  Covid-19  berdampak  penurunan  penghasilan  yang  diterima,
              sehingga  mengakibatkan  kesulitan  dalam  memenuhi  kebutuhan  hidup  pekerja/buruh  dan
              keluarganya.

              Pandemi  Covid-19  juga  berdampak  bagi  pengusaha  yang  mengalami  kesulitan  karena
              permintaan  menurun  dan  terbatasnya  bahan  baku  sehingga  berdampak  pada  kelangsungan
              usahanya.

              "Karena itu, diperlukan pemahaman seluruh pihak terhadap kondisi yang terjadi agar terjalinnya
              sinergitas seluruh pihak sehingga kita dapat melewati masa sulit ini (pandemi Covid-19) dengan
              baik," ujarnya Haiyani secara virtual.

              Untuk  menyamakan  persepsi  dan  pemahaman  tersebut,  Haiyani  mengatakan  pihaknya
              menggelar  dialog  Dewan  Pengupahan  se-Indonesia  tentang  hasil  peninjauan  komponen  dan
              jenis KHL di tengah kondisi pandemi Covid-19 yang tidak diharapkan.

              "Diharapkan dialog ini akan memberikan manfaat dalam pengembangan pengupahan ke depan
              yang  adil  dan  berdaya  saing  dalam  menyatukan  perspektif  dan  langkah  untuk  menghadapi
              kebijakan besar saat ini, yaitu kebijakan Cipta Kerja," katanya.

              Haiyani Rumondang menjelaskan sesuai Pasal 43 Peraturan Pemerintah RI Nomor 78 Tahun
              2015 tentang Pengupahan (PP Pengupahan) mengamanatkan peninjauan Komponen dan Jenis
              KHL dalam jangka waktu 5 (lima) tahun melalui penetapan Menaker dengan mempertimbangkan
              rekomendasi Dewan Pengupahan Nasional (Depenas).

              Depenas telah menyelesaikan kajian peninjauan Komponen dan Jenis KHL pada bulan Oktober
              2019 sebagaimana diatur dalam Pasal 7 ayat (4) Permenaker No. 21 Tahun 2016.
              Ditegaskan Haiyani Rumondang, PP Pengupahan juga telah mengamanatkan penggunaan data
              BPS atau informasi harga dari berbagai survei yang dilakukan BPS dalam menghitung nilai KHL
              hasil  peninjauan.  Untuk  selanjutnya  perhitungan  Nilai  KHL  akan  dilakukan  oleh  Dewan
              Pengupahan Daerah guna penetapan Upah Minimum tahun 2021.

              Hal senada dikatakan oleh Direktur Pengupahan Kemnaker, Dinar Titus Jogaswitani. Menurutnya,
              dialog  dengan  dewan  pengupahan  ini  untuk  menginformasikan  atau  mensosialisasikan  hasil
              peninjauan  komponen  dan  jenis  KHL  yang  diamanahkan  oleh  PP  Pengupahan,  yakni  setiap
              komponen dan KHL harus ditinjau kembali.

              "Kenapa setiap 5 tahun sekali? Karena pola konsumsi masyarakat setiap 5 tahun sekali dirubah.
              Misalnya apakah kebutuhan beras, gula atau baju tetap sama atau turun 5 tahun lalu dengan
              sekarang," ujar Dinar dalam sambutannya.
              Setelah dikaji dewan pengupahan dan direkomendasikan ke Menaker, keluar Permenaker Nomor
              18 Tahun 2020 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Nomor 21 Tahun
              2016 tentang KHL. Dari Permenaker tersebut, komponen KHL yang semula terdiri dari 60 jenis,
              kini berubah menjadi 64 jenis, yang menjadi acuan KHL tahun 2020 dan dijadikan sebagai salah
              satu formula penentuan upah di tahun 2021 mendatang.


                                                           261
   257   258   259   260   261   262   263   264   265   266   267