Page 288 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 21 OKTOBER 2020
P. 288

"Transformasi BLK ini agar memberikan dampak yang signifikan bagi ketenagakerjaan nasional,"
              kata  Dirjen  Binalattas  Kemnaker,  Budi  Hartawan,  saat  membuka  Rapat  Koordinasi  Teknis
              Perencanaan Bidang Pelatihan dan Produktivitas TA. 2020 (Rakorteker Bidang Lattas 2020) di
              Makassar , Selasa (20/10).

              Budi memaparkan, transformasi BLK dari segi kelembagaan meliputi setiap provinsi minimal satu
              Unit Pelaksana Teknis Pusat (UPTP), penyiapan kompetensi infrastruktur, dan tenaga pelatihan
              pemerintah  dan  swasta  pada  Lembaga  Pelatihan  Kerja.  Khususnya  dalam  pengembangan
              kurikulum  dan  metode  pelatihan  berbasis  online  serta  integrasi  proses  pelatihan  dan
              penempatan.

              Sementara dari segi persepsi, Kemnaker akan memperkuat sinergi industri UMKM. Di antaranya
              peluang program pemagangan luar negeri ke negara selain Jepang dan kampanye pelatihan
              vokasi dan BLK yang masif.

              Adapun segi substansi pelatihan meliputi pengembangan dan penerapan teknologi digital dalam
              layanan bidang pelatihan kerja dan sertifikasi, implementasi pelatihan teknisi di balai besar selain
              Serang,  fokus  pelatihan  pada  sektor  prioritas  (Manufaktur,  Pariwisata  dan  Pertanian),  dan
              penerapan fungsi peningkatan produktivitas di BLK UPTP dan UPTD.

              "Aspek pelatihan juga mencakup penyiapan peserta pemagangan LN dapat dioptimalkan di BLK,
              menyiapkan Program BLK Komunitas menjadi Inkubasi Bisnis dan Kewirausahaan, dan fokus
              pelatihan  lima  Balai  Besar  Pelatihan  Kerja  ke  arah  peningkatan  tenaga  kerja  professional,"
              paparnya.

              Sedangkan dari segi sarana dan fasilitas, akan berfokus pada pemberdayaan dan implementasi
              3R BLK. Yakni Reorientasi, Revitalisasi, Rebranding.

              Budi  menambahkan,  salah  satu  perubahan  paling  substansial  dari  transformasi  BLK  adalah
              integrasi bisnis proses penempatan dan pelatihan. Sebab, pengantar kerja/petugas antar kerja
              akan melakukan konseling karir terlebih dahulu untuk menentukan apakah tenaga kerja dapat
              langsung  bekerja/wirausaha,  atau  memerlukan  intervensi  pelatihan,  sertifikasi  dan/atau
              pelatihan wirausaha dan modal usaha.

              "Pemantauan setelah lulus pelatihan pun terus dipantau melalui mekanisme survei kebekerjaan
              yang telah dilaksanakan di pelatihan yang menggunakan anggaran APBN," katanya.

              Untuk diketahui, saat ini sudah terdapat 16 provinsi yang memiliki BLK UPTP. Artinya, masih ada
              18  Provinsi yang belum  memiliki  BLK  UPTP,  yaitu  Riau,  Jambi,  Bengkulu,  Sumatera  Selatan,
              Lampung,  DKI  Jakarta  ,  DIY,  Bali,  NTT,  Kalimantan  Barat,  Kalimantan  Tengah,  Kalimantan
              Selatan, Kalimantan Utara, Gorontalo, Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah, Sulawesi Barat, dan
              Papua.

              Adapun,  keuntungan  bagi  daerah  dalam  pengembangan  BLK  UPTP  baru  antara  lain,
              pembangunan  dan  operasional  pelatihan  ditanggung  oleh  pemerintah  pusat,  percepatan
              pembangunan SDM yang berkualitas dan berkelanjutan di provinsi, dan meningkatkan kualitas
              SDM di provinsi tersebut, sehingga mendorong percepatan peningkatan investasi dan ekonomi
              di provinsi tersebut.

              [rnd] Sedangkan dari segi sarana dan.








                                                           287
   283   284   285   286   287   288   289   290   291   292   293