Page 41 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 21 OKTOBER 2020
P. 41
Judul Baleg: UU Ciptaker Larang Perusahaan Kurangi Upah Buruh
Nama Media republika.co.id
Newstrend Omnibus Law
Halaman/URL https://republika.co.id/berita/qiitet428/baleg-uu-ciptaker-larang-
perusahaan-kurangi-upah-buruh
Jurnalis Ratna Puspita
Tanggal 2020-10-21 05:06:00
Ukuran 0
Warna Warna
AD Value Rp 17.500.000
News Value Rp 52.500.000
Kategori Dirjen PHI & Jamsos
Layanan Korporasi
Sentimen Positif
Narasumber
negative - Supratman Andi Agtas (Ketua Badan Legislasi) Saya pastikan nomenklatur (upah
minimum sektoral) kami hapus. Tapi kami tambah di aturan peralihan, bagi pekerja yang sudah
menerima lebih tinggi dari upah minimum kabupaten/kota, perusahaan dilarang membayar
kurang dari upah minimum yang telah dia kemukakan
negative - Supratman Andi Agtas (Ketua Badan Legislasi) Artinya, upah minimum sektoral tetap
ada di dalam UU Cipta Kerja. Sekalipun nomenklaturnya kami hapus
Ringkasan
Ketua Badan Legislasi (Baleg) DPR RI Supratman Andi Agtas mengatakan Undang-Undang Cipta
Kerja melarang perusahaan mengurangi upah buruh. Perusahaan tidak boleh memangksa upah
yang telanjur diberikan lebih tinggi sebelum nomenklatur upah minimum sektoral dihapus dalam
UU Omnibus Law tersebut.
Supratman mengatakan nomenklatur upah minimum sektoral dalam pasal 89 Undang-Undang
Nomor 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan memang sudah disepakati oleh DPR dan
Pemerintah untuk dihapuskan dengan UU Cipta Kerja. Sehingga yang dikenal di Indonesia,
setelah berlakunya UU Cipta Kerja, hanya upah minimum provinsi dan kabupaten/kota.
BALEG: UU CIPTAKER LARANG PERUSAHAAN KURANGI UPAH BURUH
Ketua Badan Legislasi (Baleg) DPR RI Supratman Andi Agtas mengatakan Undang-Undang Cipta
Kerja melarang perusahaan mengurangi upah buruh. Perusahaan tidak boleh memangksa upah
yang telanjur diberikan lebih tinggi sebelum nomenklatur upah minimum sektoral dihapus dalam
UU Omnibus Law tersebut.
"Saya pastikan nomenklatur (upah minimum sektoral) kami hapus. Tapi kami tambah di aturan
peralihan, bagi pekerja yang sudah menerima lebih tinggi dari upah minimum kabupaten/kota,
perusahaan dilarang membayar kurang dari upah minimum yang telah dia kemukakan," kata
40